


PGAS – Seberapa Besar Bocornya
Yang paling ditakuti ibu-ibu adalah ketika tabung gas bocor. Yang paling ditakuti investor PGAS adalah kinerja perusahaan bocor. Pertanyaannya seberapa besar masalah PGAS? Harga sahamnya sendiri dari 6000an sekarang ke 1500an. Alias tinggal sekitar 25% dari puncak.
Untuk isu yang belum jelas di luar, kami tidak terlalu ingin berurusan, karena nilai kebenarannya tidak jelas. Apalagi jaman informasi terbuka dan orang dengan gampang nya membagi informasi. 1 kejadian dibagikan ke 10.000 orang akan terlihat seperti 10.000 kejadian. Ini akan membuat analisa kita menjadi bias karena seakan-akan hal ini menjadi sangat penting. Contoh misalnya tentang JSMR, video dan cerita tentang kartu etoll beberapa kali muncul dan beberapa kali ini dibagikan berkali-kali. Bahkan kadang muncul di media nasional. Kejadian beberapa menit dan skala lokal menjadi isu nasional. Bukankah ini tidak logis?
Balik ke PGAS. Dulu saham ini juga kami miliki. Karena konsep bisnis yang sama seperti JSMR. Karena mereka membangun jalur distribusi untuk produk dan cenderung bersifat monopoli. Kalau sudah dibangun pipa atau jalan tol, jelas tidak ada pesaing yang bisa membangun di sebelah nya. Salah satu moat yang menarik.
Dan ternyata pelemahan ekonomi mengakibatkan penurunan kinerja perusahaan. OK, bagi kami tidak masalah karena banyak perusahaan juga kena masalah yang sama. Berarti nanti kalau ekonomi membaik, kinerja perusahaan juga membaik. Apalagi data tentang kinerja perusahaan berbanding lurus dengan kinerja GDP Indonesia.
Ternyata ketika GDP Indonesia mulai berbalik arah menjadi lebih baik, kinerja PGAS malah tidak mengikuti. Kami memutuskan untuk keluar di saat itu. Kami melihat perusahaan tidak efisien dalam mengelola bisnisnya.
Beberapa masalah yang dihadapi PGAS:
1. Harga jual gas yang harus diturunkan sesuai instruksi presiden. Setelah pelemahan ekonomi, untuk mendorong pertumbuhan, yang pertama harus digerakkan adalah industri skala besar. Kami melihat ini adalah strategi pemerintah untuk memberi insentif bagi industri yang sedang berusaha bangkit.
2. Harga beli dari supplier dinaikkan. Ini juga untuk mendorong eksplorasi baru bagi produsen gas. Artinya PGAS digencet atas dan bawah. 2 unsur utama dalam membentuk laba. Yaitu penjualan yang tertekan dan kenaikan biaya produksi. Walau semua penjualan dan pembelian dilakukan melalui kontrak, yang berarti efeknya tidak segera, tapi cara kerja investor adalah selalu mendahului kejadian. Kalau di depan ada jurang, dan mobil kita mengarah ke sana, dan kita yakin mobil tidak bisa dibelokkan atau minimal dihentikan, berarti kita harus lompat.
3. Pelanggan utama PGAS adalah PLN. Dan PLN secara bertahap mengurangi pembelian gas dari PGAS. Menurut PGAS, ini karena masalah pelemahan ekonomi. Tapi jika kita membaca laporan keuangan PLN, ternyata PLN meningkatkan pembelian gas, yang dibeli dari pertagas. Artinya PGAS tidak sanggup mempertahankan pelanggan utama. Dan ini risiko ketika bisnis kita sebagian besar bergantung pada 1 pelanggan.
4. Karena PLN mulai mengurangi pembelian, swasta sendiri berhitung-hitung dalam mengembangkan industri, ditandai dengan baru digerakkan lagi kawasan ekonomi khusus. Tapi ini juga butuh waktu, maka PGAS mencari pelanggan ke sektor ritel. Artinya mencari uang receh. Jelas butuh usaha lebih besar dalam mengurus bisnis ritel.
Dengan beberapa hal di atas, PGAS butuh waktu untuk membalikkan keadaan. Dan apakah kita sebagai pemilik PGAS bisa memberi waktu kepada perusahaan untuk menunjukkan kinerjanya? Yang pasti PGAS tidak akan bangkrut. Perusahaan yang punya pengaruh secara nasional jelas tidak akan dibiarkan menjadi masalah. Apalagi perusahaan masih mencetak laba, walau tidak sebaik dulu, tapi masih lebih baik dibanding beberapa BUMN lain. Lihat saja gambar, seberapa repot membangun infrastruktur pipa seperti itu. Jadi dari pesaing, hampir tidak ada, yang berarti internal PGAS yang benar-benar harus berbenah.
Ini tentang faktor eksternal sebagai investor. Sekarang faktor internal kita sebagai investor PGAS, apa yang harus kita lakukan? Pilihan selalu hanya 3, beli, tidak melakukan apa-apa, dan menjual. Selalu ingat 4 hal yang diperlukan dalam menilai sebuah saham, apakah perusahaan ini berprospek, memiliki rasio finansial yang baik, dikelola manajemen berkompeten, dan harganya menarik.
Mengenai prospek, sudah dibahas sedikit di atas, silakan dikembangkan lebih lanjut. Mengenai rasio keuangan bisa dicek di banyak web dan layanan finansial. Untuk manajemen, minimal bisa menghadiri pubex untuk mencari tahu siapa yang mengelola bisnis kita. Dan untuk harga, kami tidak akan membahas apakah sekarang mahal atau murah di sini, banyak caranya, tapi sedikit petunjuk untuk masing-masing, coba tanya ke diri masing-masing, jika saya punya cash, apakah saya ingin membeli PGAS di harga sekarang? Jawaban ini mungkin akan membantu kita menilai tentang valuasi PGAS.
Apapun keputusan yang kita ambil, adalah murni hasil analisa kita masing-masing, bukan hasil bisikan tidak jelas. Dan bukan juga karena panik melihat harganya bergerak tidak sesuai harapan. Selalu cocokkan dengan profil investasi kita. Saran orang lain belum tentu cocok dengan kita. Dan hanya kita sendirilah yang paling tahu apa yang kita mau. Tapi jika kita sendiri tidak paham apapun dan gampang panik, artinya kita tidak siap secara pengetahuan dan mentalitas dalam berinvestasi, mungkin sebaiknya dana investasi kita diserahkan kepada manajer keuangan reksadana untuk dikelola.