


Konsisten di Jalan
Setelah mengetahui tujuan kita yang bisa dibaca di :
https://saham-indonesia.com/index.php/analisa-money-management/442-persiapan-masa-pensiun-2
Kemudian mengetahui jalannya yang bisa dibaca di :
https://saham-indonesia.com/index.php/analisa-psikologis/451-menemukan-jalannya
Maka untuk mencapai tujuan, kita perlu menempuh jalan tersebut. Tidak pernah namanya kita akan mencapai tujuan kalau tidak bergerak maju atau bergerak tapi melenceng arahnya.
Portofolio yang kami bentuk ini adalah untuk mencapai tujuan tersebut. Bagaimana kami menentukan apa yang diinginkan, yaitu pensiun dengan nyaman, kemudian metode untuk mencapai hal tersebut, dan akhirnya bergerak maju.
Portofolio ini bisa dijalankan oleh semua orang karena pembukaan rekening investasi hanya dengan modal sedikit, dan injekan per bulan yang masih terjangkau. Dan dengan berjalannya waktu, kami sudah meningkatkan setoran awal sebesar 150% dari setoran pertama.
Untuk pembukaan rekening bisa dibaca di sini :
https://saham-indonesia.com/index.php/prosedur-daftar
Untuk artikel kali ini kami hanya menceritakan perjalanan portofolio kami dari awal sampai hari ini. Pertama bisa dilihat kami mulai menjual di bulan Oktober 2016. Alasan menjual bisa kami rangkum untuk jadi bahan pembelajaran.
Untuk LINK walau perusahaannya menarik, tapi kami memutuskan menjual karena tidak cukup nyaman untuk memegangnya selama bertahun-tahun. Kemudian ROTI dan ACES kami jual karena sudah mendekati valuasi wajar menurut hitungan kami. ACES sudah bersih yang sayangnya, masih naik terus sahamnya karena kinerja perusahaan terus naik, ini membuat kinerja saham mengikutinya. Jadi keputusan menjual ACES terbilang terlalu dini. Tapi siapa yang bisa menebak masa depan, kecuali semua sudah berlalu. Contoh ROTI dan AISA yang kami jual, kalau lihat harga sekarang maka keputusan masa lalu adalah benar. Tapi apakah benar pada waktu keputusan dijalankan? Hanya waktu yang akan membuktikan. ROTI sendiri masih ada di portofolio kami sekitar 30% dari porsi awal.
Kemudian 2 saham yang benar-benar menggerus kinerja adalah PGAS dan SMGR. Tapi keputusan menjual juga sekarang dirasa adalah baik. Dan kami memutuskan menjual karena FUNDAMENTAL perusahaan kami rasa memburuk di mana kami merasa PGAS dari efek internal sedangkan SMGR dari efek eksternal.
Tentang PGAS ada hal menarik. Ada teman yang bercerita, modal dia membeli PGAS mungkin hampir sama. Waktu dia menjual juga hampir bersamaan, tapi dia bisa keluar dalam posisi untung sedangkan kami rugi, ini menarik. Yang dia lakukan adalah average down. Ini kami pelajari juga dilakukan investor lain. Tapi keputusan ini perlu dipertimbangkan dari banyak hal. Mental, modal, dan situasi perusahaan. Semua menentukan hasil. Ingat pedoman Buffett, jangan pernah rugi, dan kalau lupa, cek lagi aturan sebelumnya.
Setelah itu satu-satunya Cutloss adalah di LPCK di mana kami harus menjual karena kebutuhan dana. LPCK sendiri masih kami pertahankan, karena pertimbangan prospek ke depan masih OK.
Sebisa mungkin kami tidak menjual dalam posisi rugi. Karena menjual rugi akan menguras modal, energi, dan mental kita. Untuk melakukan itu, paling gampang adalah melakukan pengecekan secara mendalam di awal. Selalu ingat metode value investing. Jika di awal benar, di proses juga benar, maka hasilnya juga benar. Jika hasil salah, silakan cek lagi di bagian mana kita melakukan kesalahan.
Dan kesalahan bisa diminimalkan dengan Margin of safety yang besar. Contoh AISA yang akhirnya kami jual Semua karena kasus beras. Dengan kejatuhan sangat besar juga kami bisa menjual dalam posisi untung. Walau di portofolio lain ada yang dijual rugi, tapi ini mengajarkan 1 hal. Pentingnya disiplin dalam menerapkan margin of safety. Semakin besar MOS, semakin besar toleransi yang kita berikan pada kesalahan yang mungkin terjadi.
Dan semua ini baru kami jalankan selama 2 tahun dari total rencana 25 tahun. Jadi baru langkah awal. Kalau umur manusia, bahkan belum bisa berbicara dan berjalan dengan tegak. Masih banyak yang bisa dieksplorasi, karena bagaimanapun langit adalah batasnya. Bagaimanapun juga, mencapai tahap Buffett adalah mustahil karena kami telat memulai kira-kira 20 tahun. Perbedaan ini nanti akan membuat hasil yang berbeda jauh. Tapi walau telat, jika kita menempuh jalan yang sama dengan orang di depan, maka hasil yang dicapai juga akan mirip.
Ke depan kami akan membahas apa yang dicapai Buffett. Untuk semua yang berjalan di jalan yang sama, kami mengucapkan selamat menempuh. Dan untuk yang belum memulai, sebelum menentukan jalan mana yang akan ditempuh, coba dianalisa, apakah ini adalah jalan yang menarik. Sebelum waktu, energi dan uang terbuang percuma. Uang dan energi bisa diganti, tapi kehilangan waktu karena sembarang mencoba adalah fatal. Dalam investasi, kehilangan waktu untuk bunga majemuk adalah kesalahan terbesar.
Selalu berpikir jangka panjang, menjadi makmur, dan berbahagialah.