Perusahaan yang Baik

  • Save

 

Perusahaan yang Baik

Definisi paling baik menurut kami mengenai berinvestasi adalah ketika kita menaruh modal di perusahaan atau orang yang kita yakini bisa berkinerja baik di masa depan. Di pasar modal, berarti kita mencari perusahaan terbaik.

Apa saja perusahaan yang baik? Buffett selalu memberikan gambaran, yang memiliki prospek baik, rasio keuangan yang sehat, manajemen yang berintegritas, dan dijual dengan harga murah. Mungkin kadang tidak bisa semua kriteria terpenuhi, sehingga kita bisa saja menilai kira-kira apakah masih layak atau tidak perusahaan ini untuk diinvestasikan. Semakin besar kriteria yang terpenuhi, semakin besar peluang kita mendapat untung.

Tugas kita sebagai investor cuma itu. Kita tidak memantau bursa setiap hari karena kita bukan penunggu bursa, kita tidak perlu menyoraki saham pilihan kita karena bukan cheerleaders, dan kita tidak perlu masuk dan keluar bursa tiap hari karena kita bukan karyawan yang ngantor.

Kita tidak perlu memantau bursa karena saham tidak mengenal siapa yang memilikinya. Bukan karena kita membeli sahamnya maka saham tersebut harus naik, dan karena kita menjual maka sahamnya wajib turun. Kita tidak perlu menyoraki saham karena tidak ada hubungan perubahan harga dengan energi yang kita keluarkan. Ini seperti menonton sepak bola di TV, kita sibuk sendiri menyoraki tim favorit juga tidak akan merubah jalannya pertandingan. Mungkin sebagai hiburan bisa saja, tapi berharap dengan tindakan ini maka harga saham akan sesuai keinginan kita?

Dan yang paling penting, masuk dan keluar bursa tiap hari akan membuat kita semakin susah untuk mengumpulkan kekayaan. Ini seperti berenang melawan arus. Tidak mustahil tapi sangat sulit untuk mencapai tujuan. Tiap hari bertransaksi membuat kita terpaksa sembarangan masuk ke saham yang belum tentu kita ketahui. Apalagi dengan beban setiap hari harus karena tuntutan sebagai biaya hidup.

Kegiatan kita paling banyak adalah melakukan riset terhadap perusahaan yang ingin kita beli. Kalau di pernikahan sebaiknya cuma sekali seumur hidup, maka di bursa menurut Buffett, dibayangkan cuma ada 20 kesempatan memilih saham. Dengan membatasi diri, akan memaksa kita serius dalam menganalisa, dan akhirnya punya keyakinan dalam bertahan di saham pilihan bahkan ketika badai datang. Kembali, tidak ada jaminan setelah membeli sahamnya akan langsung naik. Kalau benar ada metode yang bisa melakukan ini secara konsisten, bukankah orang ini sudah berinvestasi dengan kaya raya?

Karena tidak ada jaminan selalu benar, berarti setiap investor bisa saja salah. Dan kesalahan ini, bagaimanapun juga akan menjadi kesempatan bagi investor lain. Apakah ini berarti menjerumuskan orang lain? Bagi kami tidak. Tidak ada paksaan bagi setiap investor dalam membeli dan menjual, kecuali ada pihak yang berkepentingan dan menyebar berita palsu. Dan pencegahan ini, setidaknya bisa diminimalkan dengan mempelajari isi perusahaan. Jadi kita percaya pada perusahaan, bukan pada rumor tidak jelas. Kalau perusahaannya tidak bisa dipercaya? Maka ini menjadi alasan untuk tidak berinvestasi di sana.

Dan mengenai kesalahan ini, investor paling sering mengalaminya. Yaitu selalu takut atau serakah di moment yang salah. Ketika saham naik, kita menjadi percaya diri dan membeli, ketika saham turun kita menjadi ragu dan malah menjual. Sampai hari ini metode berdagang yang kami tahu bisa menghasilkan untung selalu membeli di harga murah dan menjual di harga mahal.

Terakhir, di gambar adalah bagaimana pergerakan portofolio kami selama sebulan. Dengan posisi tidak melakukan apa-apa, setelah melakukan pembelian bulanan. Memang ada hari ketika saham mengalami tekanan dan turun, tapi hari lain ketika saham naik juga ada kan? Ini adalah hasil dari pekerjaan kita sebelumnya. Membeli perusahaan yang baik.

Apakah tidak melakukan apa-apa berarti terus menerus memegang perusahaan pilihan? Selalu ingat, beda antara buy and forget dengan buy and hold. Buy and forget adalah lebih bergantung pada nasib atau kita membeli perusahaan terbaik di Indonesia yang mati hidupnya perusahaan sama dengan mati hidupnya ekonomi Indonesia. Buy and hold mengharuskan kita secara berkala memeriksa kinerja perusahaan, dan jika kinerja sudah tidak sesuai, kita harus memindahkan aset kita ke tempat yang lebih subur lagi.

Tahun ini kami cuma membuang 2 perusahaan yaitu AISA dan ROTI, dan menambah LPPF serta SCMA ke portofolio kami. Apakah ke depan kami akan mengambil kembali AISA dan ROTI serta membuang LPPF dan SCMA? Biarkan waktu yang akan menjawabnya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link