


Review 2017
Biasanya jika kita melakukan review, perbandingannya adalah yoy dengan index atau apapun itu. Kami melakukan selama 2 tahun yang terakhir. Tahun ini kami akan mereview secara berbeda.
Sekarang kami akan mereview dengan melihat gambaran besar keseluruhan investasi kami. Yaitu apa tujuan yang hendak kami capai. Satu hal yang menjadi perbedaan, jika selama ini kita melihat satu tahun ke tahun berikutnya, ketika hasil tidak sesuai harapan, maka akan besar kemungkinan kita akan mengganti metode. Dalam berinvestasi, berganti metode setiap beberapa bulan adalah berbahaya. Coba bayangkan seseorang yang tiap beberapa bulan berganti usaha hanya karena usaha nya belum berkembang.
Jadi hanya dengan melihat secara keseluruhan arah kapal kita, baru kita bisa mendapat gambaran apakah tujuan kita mendekati atau menjauhi.
Tujuan yang kami inginkan adalah bisa pensiun dengan nyaman. Ini mutlak bagi kami. Uang investasi tidak kami butuhkan sekarang karena secara kemampuan dan fisik, kami masih bisa mendapat penghasilan. Tapi jika nanti masa tua tiba, belum tentu kita bisa bersaing dengan yang lebih muda. Binatang saja mempersiapkan cadangan makanan untuk musim dingin, manusia jelas harus lebih dari itu.
Dengan start dari 2015, menurut rencana awal, kami dapat pensiun sekitar 25 tahun lagi setelah mengumpulkan aset untuk bertahan hidup. Kemudian dari tujuan kami akan bagi menjadi tujuan lebih pendek untuk mengukur sampai di mana posisi kita. Untuk jumlah aset yang terkumpul, kami cukup puas karena secara nilai, posisi nya sudah beberapa tahun lebih maju dibanding rencana awal.
Selalu ingat, hasil = price x volume. Kalau dalam berinvestasi, adalah profit tahunan x jumlah dana. Tahun ini jumlah dana yang berhasil kami masukkan jumlah nya lumayan.
Ini mengenai nilai aset. Sekarang mengenai isi aset nya. Portofolio kami naik karena 2 sektor yaitu dari sektor bank dan infrastruktur, dan turun karena 2 sektor juga yaitu dari property dan konstruksi. Untuk yang berhasil naik, jelas karena kami menggunakan metode dari Buffett. Beli perusahaan berprospek, punya kesehatan finansial yang baik, bukan dikelola orang bermasalah, dan dijual dengan harga murah.
Harga murah ini yang kadang menguji iman karena sebagai investor, kita harus membeli perusahaan yang harganya di bawah. Ketika harga bertambah turun, padahal perusahaan tetap berjalan normal, maka adalah lebih logis jika kita membeli lagi. Logikanya jika kita berani membeli di harga 2000, mengapa tidak berani di harga 1500.
Bursa itu pelayan atau tuan bagi kita. Tuan berarti ketika harga 1500 muncul kita menjadi panik dan didorong emosi untuk menjual karena desakan harga. Pelayan berarti bursa tugasnya cuma memberi tahu nilai perusahaan yang kita minati. Murah atau mahal, kembali lagi ke penilaian pribadi kita.
Jika setelah membeli, harga turun lagi, seharusnya kita harus berterima kasih karena kita diberi kesempatan menambah jumlah kepemilikan di perusahaan itu dengan harga lebih murah.
Apakah kita harus merasa sedih hanya karena ada orang lain ingin menjual kepemilikan mereka di harga bawah? Kita tidak tahu apa motivasi orang lain menjual. Ada banyak alasan, tapi adalah paling tidak logis jika kita ikutan menjual hanya karena merasa jangan-jangan orang lain tahu lebih banyak dibanding kita. Artinya kita tidak mengerjakan PR kita.
Mengapa kita tidak pernah menganalisa, jangan-jangan orang lain menjual juga karena alasan : jangan-jangan orang lain lebih tahu dari mereka. Bertindak independen adalah Kunci dalam berinvestasi.
Selama 2017 kami menjual habis posisi kami di 2 saham. Alasan paling utama adalah kami melihat manajemen sendiri clueless terhadap masa depan perusahaannya. Jika sudah di posisi ini, mengapa kami harus ikut serta dalam kebingungan yang terjadi.
Ke saham yang sedang tertekan, yaitu di sektor property dan konstruksi. Jika kami mengikuti pola investasi yang selama ini kami jalankan, mengapa harus mengkuatirkan hasilnya. Jika input dan proses telah benar, berarti kita tinggal menunggu outputnya keluar dengan benar.
Tidak mungkin mengharap bayi dalam 1 bulan dengan 9 wanita hamil, tidak mungkin mengharap padi jadi beras dalam waktu 3 hari, demikian juga dalam berinvestasi. Semua investor dunia yang berhasil menekankan kesabaran. Jika orang berhasil adalah yang sabar menanti hasilnya keluar dengan benar, mengapa kita harus berlatih menjadi orang yang tidak sabar?
Investasi seharusnya sederhana. Mengikuti metode yang telah berhasil kemudian kita modifikasi sesuai latar belakang kita. Jika yang berhasil membaca 100 buku untuk mencapai hasil sekarang, tidak logis jika kita membaca 10 buku dan berharap ada di posisi mereka. Tidak ada jalan pintas dalam melakukan sesuatu, mengapa dalam realita kita malah harus sibuk mencari jalan pintas?
Dan yang telah mengikuti kami selama beberapa tahun ini akan melihat, yang kami sampaikan sebenarnya hanya itu-itu saja. Karena investasi itu memang sederhana dan membosankan. Kalau mau yang susah dan menyenangkan, pergi lah berlibur.
Selalu ingat, ketika di atas, kita harus cukup rendah hati untuk melihat datangnya perubahan, ketika di bawah kita harus punya kesabaran untuk bisa menunggu datangnya perubahan. Ketika kekayaan kita berlimpah, kita harus waspada untuk menyimpan sebagian untuk saat-saat di bawah.
Selamat menyongsong 2018 yang baik. Kalau index naik terus, adalah baik untuk kesehatan fisik kita, jika index turun, adalah naik untuk kesehatan finansial kita karena kita bisa membeli lebih banyak. Apapun itu, selalu ingat, investasi untuk masa depan, jadilah makmur, dan berbahagia.