


Komitmen
Selama beberapa waktu terakhir, kita melihat banyak saham yang tiba-tiba berbalik arah, dan naik lumayan tinggi. PGAS, AISA, konstruksi, GJTL, LPCK. Itu yang ada di watch list kami. Yang di luar watch list kami mungkin lebih banyak lagi. Sebagian kami miliki, sebagian tidak, karena jelas tidak bisa mengambil semua. Kita cukup memastikan kita punya jumlah yang cukup untuk meningkatkan aset.
Dan kita tidak perlu menganalisa dan masuk terlalu banyak saham. Apalagi kalau sedang floating lose. Fokus dengan saham yang sudah dimiliki adalah yang terbaik. Pengalaman di atas sudah memberikan gambaran dengan jelas. Ini yang mungkin dimaksud Warren Buffett tentang kekuatan investasi fokus. Masalah kita biasanya ketika floating lose, langsung merasa salah analisa, kemudian cutloss atau dibiarkan saja dan pindah saham, dengan meninggalkan saham lama di modal yang tinggi. Ketika saham lama naik, kita belum profit karena modal di atas, dan ketika saham baru turun, kita mengulangi kesalahan yang sama.
Setiap hari melihat harga, akan membuat kita tidak punya waktu melihat gambaran besar. Ini yang membuat menganalisa pergerakan harga harian tidak ada gunanya. Dengan setiap hari melakukan ini, artinya kita akan membentuk kebiasaan yang berlawanan dengan metode Buffett. Jika jalan yang kita tempuh sudah berlawanan dengan jalan orang paling berhasil di bursa, mengapa kita berharap nanti hasilnya akan sama? Menurut Albert Einsten, adalah gila jika kita terus mengulangi cara yang sama dan berharap hasil yang berbeda.
Dengan berpikir secara long term membuat kita berani menambah aset karena tujuan jangka panjang pasti besar. Coba dianalisa, 10% dari 1 milyar tentu akan lebih besar dibanding 100% dari 10 juta.
Berinvestasi itu seperti mendaki gunung. semakin lama semakin tinggi, semakin banyak yang harus dikerjakan, ini jelas. Jika tidak mau susah, mungkin pilihan berinvestasi di reksadana adalah lebih cocok, karena kita menyerahkan tanggung jawab pekerjaan pada pihak lain. Tapi imbalan dari semakin ke atas, semakin bagus viewnya. Tinggal kita menanyakan pada diri sendiri, di titik mana kita akan berhenti mendaki.
Saham yang downtrend cukup lama, sebenarnya bagus. Karena kita diberikan waktu selama beberapa lama untuk terus membeli. Untuk kita yang bukan golongan super kaya, dan sedang proses mengumpulkan kekayaan, tidak mungkin penghasilan 1 bulan cukup untuk menciptakan kekayaan. Kita harus terus-menerus memperbesar modal kita.
Dam tidak ada yang pasti di investasi. Berinvestasi itu kalau seperti matematika, serba pasti, semua sudah kaya atau malah tidak ada yang berhasil. Karena kalau ada kepastian besok seperti apa, siapa orang bodoh yang mau menjual hari ini jika besok pasti naik, dan siapa orang bodoh yang mau membeli hari ini jika besok pasti turun. Justru karena ada ketidak pastian makanya berinvestasi itu seni yang menarik. Yang pesimis akan sell yang optimis akan buy. Siapa yang benar, semua balik lagi pada time frame masing-masing. Semua saham yang di atas bulan lalu mungkin akan dihindari banyak investor. Setelah sebulan berlalu, bukankah cerita akan berbeda. Ini yang dibahas Peter Lynch, tidak ada gunanya fokus pada masa lalu, karena tujuan berinvestasi adalah di masa depan.
Terakhir, tidak perlu takut salah analisa, karena time frame tiap investor berbeda. Ini karena tujuan kita berinvestasi juga berbeda. Yang penting adalah cara pandang dan datanya benar. Kalau cara pandang dan data salah, maka proses biasanya salah, sehingga output pasti salah juga. Fear on the way down, greed on the way up.
Semua langkah di atas butuh komitmen. Tanpa komitmen, kita akan kehilangan fokus dan malah ikut arus. Untuk di awal, bergabung di komunitas yang punya visi yang sama adalah sangat penting. Mentalitas yang belum terasah dan pengalaman yang sedikit, akan sangat gampang digoyahkan oleh orang-orang tidak sevisi. Melatih komitmen itu butuh latihan. Latihan butuh kesabaran. Kesabaran butuh usaha. Usaha butuh disiplin. Dan disiplin butuh hati yang berkecukupan. Selama kita masih merasa tidak cukup, akan sangat susah untuk disiplin, yang akibatnya membuat usaha untuk maju sulit. Itu membuat kita makin tidak sabar, yang membuat latihan kita terhambat. Latihan terhambat, membuat kemampuan menganalisa kita tumpul.
Berkomitmen itu harus siap melawan arus orang banyak. Tinggal dianalisa saja, dalam piramida kesuksesan, bukankah yang berhasil memang yang melawan arus dan berada di puncak? Begitulah hasil dari mendaki gunung.