


Pioritas Berinvestasi
Artikel pertama di 2018. Atau yang ke 463 sejak pertama kali dibuat. Mudah-mudahan bisa tetap konsisten ke depannya, seperti juga berinvestasi yang butuh konsistensi.
Artikel sebelum ini membahas tentang review 2017, yaitu tentang apa yang sudah dikerjakan. Sekarang kami akan membahas tentang apa yang akan dikerjakan. Yang pertama adalah kembali mengingat apa tujuan kita berinvestasi. Mengapa itu yang penting. Tanpa mengerti mengapa, komitmen kita biasanya lemah karena tidak ada motivasi untuk mengerjakan. Begitu juga resolusi kita yang setiap tahun diulang-ulang. Sampai ada istilah : resolusiku di 2018 adalah menyelesaikan resolusi tahun 2017 yang seharusnya sudah saya kerjakan di 2016 karena saya berjanji di 2015 dan merencanakan di 2014.
Supaya sanggup mengerjakan, model investasi kita haruslah sederhana, karena terlalu rumit akan membuat kita kehilangan motivasi. Salah satu metode paling sederhana adalah menabung saham. Ini sejalan dengan tujuan pribadi kami, yaitu menyiapkan dana pensiun. Menabung saham yang kami kombinasikan dengan value investing. Yaitu menabung di saham yang berprospek, punya keuangan yang sehat, dikelola orang jujur, dan pembelian dilakukan HANYA jika ada di batas bawah Margin of Safety.
Setelah tahu tujuan, tahu metode yang digunakan untuk mencapai tujuan, barulah kita menempuh jalan mencapai tujuan. Kalau dilihat di gambar, maka tujuan kami ada 2 secara garis besar, yaitu mengumpulkan X rupiah sebelum tahun ke 26. Itu batasan minimal supaya kami bisa pensiun dengan nyaman. Cuma perkiraan, tapi lebih baik bersiap daripada melewati hari demi hari tanpa bersiap diri bukan?
Tahun ketiga ada lompatan karena kami mulai menyatukan semua model investasi dalam 1 perhitungan. Walau demikian, perjalanan masih sangat jauh, dan jangan tertipu oleh gambar seakan-akan nilai awal sudah besar. Ini karena kami menggunakan log chart. Apa itu log chart, bisa dicari di google, chart yang seharusnya berguna untuk melakukan analisa karena lebih rapi untuk jangka panjang. Jika dijadikan linear chart, bahkan realisasi kami tidak terlihat di grafik.
Tapi ini adalah tahun ketiga, jadi perjalanan baru 1/8 alias cuma 12% dari total tujuan. Dan dengan berjalannya waktu, mungkin ada perlambatan, tapi bisa juga karena percepatan, dimana selalu diingat, modal yang kita hasilkan adalah keuntungan dikali modal sebelumnya. Dengan semakin mahir kita berinvestasi, jelas persen keuntungan akan semakin tinggi. Dan dari pekerjaan yang mengalami pertumbuhan gaji akan memperbesar modal investasi asal kita tetap bisa mempertahankan gaya hidup sebelumnya.
Biasanya orang kalau naik pendapatannya, maka pengeluaran juga bertambah. Bahkan pengeluaran dari hutang juga ditambah. Kalau hutang produktif tidak masalah, yaitu hutang yang menghasilkan keuntungan, tapi biasanya kita akan membeli barang konsumtif dengan hutang.
Dan dalam pengeluaran, pioritas utama adalah berinvestasi dulu. Barulah disisihkan untuk kebutuhan sehari-hari, kemudian barulah untuk hiburan atau barang konsumtif. Jangan dibalik, pendapatan datang, di awal kita menghabiskan untuk barang konsumtif atau hiburan, kemudian kebutuhan sehari-hari, barulah memikirkan masa depan.
Berinvestasilah di awal, kemudian baru habiskan sisanya. Jangan habiskan di awal, baru investasi di akhir. Jika kita menempatkan masa depan kita di pioritas akhir, jangan kaget jika nanti ketika masa depan menjadi sekarang, kita akan babak belur.
Ini sejalan dengan tujuan kami membuat Saham-Indonesia : Invest long, prosper, and be happy. Berinvestasi untuk masa depan, menjadi makmur, dan berbahagia.
Jika anda tertarik membangun masa depan dengan metode kami, silakan kontak kami.