


Market Timing
Kita biasanya mencari restoran yang full book, karena kalau banyak yang ke sana, sudah hampir pasti makanannya enak, atau ada sesuatu yang menyenangkan di sana. Sudah merupakan sifat alami manusia mencari sesuatu yang menyenangkan dan menjauhi sesuatu yang tidak baik menurutnya.
Beberapa waktu lalu kami berkunjung ke salah satu restoran yang banyak direkomendasikan, di daerah Jakarta Selatan. Sudah beberapa kali kami ke sana dan biasanya selalu masuk waiting list, dan tidak bisa berlama-lama di sini. Tapi kemarin, tidak ada satupun pengunjung di sana.
Jika hanya melihat gambar yang kami posting, apa pemahaman yang akan muncul? Apakah restorannya sudah tidak didatangi orang? Atau ada sesuatu yang sedang terjadi? Ternyata jam berkunjung kami yang di luar kebiasaan, yaitu sekitar jam 4 sore.
Karena tidak ada orang lain, pelayanan menjadi cepat sekali, kami bisa memilih tempat duduk, dan karyawan melayani kami dengan sepenuhnya. Dengan begitu, maka kami mendapat hasil maksimal. Berkunjung ke tempat yang bagus di waktu ketika tidak ada yang mau, akan memberikan hasil sempurna bagi kita.
Bagaimana dengan di investasi saham? Bagi kami, ini adalah sama saja. Seperti mencari restoran, fokus utama adalah mencari perusahaan terbaik, yang karyawannya berkompeten. Kemudian menunggu waktu yang tepat. Waktu yang tepat jelas bukan hari atau tanggal tertentu. Seperti kata Mark Twain, bulan paling berbahaya membeli saham adalah di Oktober, bulan lain yang berbahaya adalah di Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, November dan Desember.
Waktu yang paling tepat membeli saham adalah ketika perusahaan yang sudah kita analisa dijauhi orang banyak, karena berbagai alasan. Beli ketika kondisi sedang buruk. “the time to buy is when there’s blood in the streets.” Greed when other fear. Semua istilah menunjukkan situasi di mana kita harus membeli.
Dengan tidak adanya persaingan dalam membeli saham, maka kita akan mendapatkan harga yang sangat menarik. Semua orang berlomba-lomba menjual. Kita tinggal memilih kapan mau beli, dan beli sebanyak berapa. Bukankah ini akan menjadi surga bagi seorang value investor?
Satu keunggulan di saham dibanding ke restoran, ketika ada kesempatan lebih baik di restoran, ada batas maksimal daya tampung perut kita, tapi di saham, tidak ada batas dana yang bisa kita pakai. Tidak ada yang bisa melarang kita membeli lebih banyak, kecuali keraguan kita akan perusahaan ini.
Metode ini gampang dikatakan, tapi tidak akan mudah untuk dilakukan. Dibutuhkan keberanian, keyakinan, dan kacamata kuda untuk berani mengambil tindakan yang berlawanan dengan orang lain. Sama seperti ketika memasuki toko atau restoran yang sepi. Apakah kita berani mencoba atau ada keraguan takut ditipu? Prinsip ini kami terapkan, masuk ke satu tempat, jika benar ini bukanlah pilihan bijak, berarti ada 1 tempat yang berkurang untuk dikunjungi.
Jika tempat yang harus dikunjungi berkurang, berarti pilihan terbaik kita menjadi lebih gampang. Dan tempat yang tersisa akan jadi langganan. Demikian juga di saham, jika perusahaan bermasalah dikurangi terus dari daftar kita, maka fokus kita hanya terus-menerus menambah jumlah kepemilikan di perusahaan yang sudah ada.
Investasi fokuslah yang bisa membawa kami mencapai titik kekayaan yang diharapkan. Apalagi kalau nanti dimasukkan perhitungan dividen. Mengenai ini, bisa dibaca artikel kami tentang dividen.
Satu hal lagi, selain membeli perusahaan bagus di harga murah, kita bisa mencoba membeli perusahaan luar biasa di harga wajar. Artinya perusahaan yang 10-20 tahun ke depan akan tetap bertahan di puncak persaingan bisnis. Dengan bergantung pada perusahaan puncak, maka masa depan kita seharusnya juga ada di puncak.
Dan restoran yang ini adalah PokenBir. Tidak halal, jadi jika ada yang berminat, pastikan dulu.