Membeli Bisnis

  • Save

Membeli Bisnis

Sejak muda kita selalu diajarkan untuk nanti suatu hari kita harus bisa punya bisnis sendiri. Bahkan kalau bekerja pun nanti adalah untuk mencari pengalaman kemudian membuka perusahaan sejenis.

Kita memulai dengan belajar bidang yang kita sukai, kemudian melihat prospek ke depan bagaimana, dan kemudian melamar pekerjaan di perusahaan bergengsi yang mampu membayar gaji kita. Kemudian kita melihat juga manajemen di dalamnya, apakah cocok dengan cara pandang kita. Setelah beberapa tahun, modal sudah dikumpulkan dari gaji, kita memulai langkah bisnis kita.

Kita mencari tempat yang bagus, jika ini ada hubungan dengan penjualan langsung ke pelanggan, menghitung potensi ke depan, menghitung modal yang diperlukan untuk bertahan dan berkembang, dan mengumpulkan orang-orang berkompeten, yang rajin – pintar – dan bisa dipercaya untuk membantu kita.

Ini cita-cita sebagian orang, untuk membuka usaha yang menopang hidup masing-masing. Dan ketika jaman susah tiba, mungkin penjualan kita menurun, maka kita menghemat pengeluaran, atau meminjam dari orang lain, atau malah menjual sebagian barang di bisnis kita. Tujuannya supaya kelangsungan usaha tetap bisa berlanjut.

Kemudian ada sebagian orang yang tidak hanya berpikir untuk hanya sekedar punya usaha, tapi mereka berpikir untuk memiliki usaha raksasa yang nantinya akan go global. Apakah caranya sama? Menurut kami sama saja. Misalnya mau buka pabrik mobil. Maka kita menghitung potensi penjualan untuk setidaknya 10-20 tahun ke depan, mengumpulkan modal yang cukup, mencari orang-orang yang bisa diandalkan. Jelas tidak mungkin kita bekerja sendiri dari merakit mobil sampai menjual ke pelanggan. Atau misalnya kita ingin membuka pabrik roti, proses umumnya juga sama. Detil jelas ada perbedaan, misalnya di dalam hal ijin, hubungan dengan pemerintah setempat, dan sebagainya.

Dan yang membuka bisnis, seharusnya minimal adalah orang-orang yang punya hati yang baik, karena sangat dibutuhkan dalam memberikan orang pekerjaan, kemudian berusaha menyelesaikan masalah orang lain. Orang kelaparan makanya ada bisnis rumah makan, orang butuh pendidikan makanya ada bisnis sekolah, orang sakit makanya ada bisnis kesehatan.

Jadi bisnis hanya akan berkembang jika orang-orang mengembangkan hal-hal baik, dan kumpulan orang-orang ini pada akhirnya akan menggerakkan ekonomi kawasan mereka. Dalam skala besar, maka ekonomi negara berjalan karena ada orang-orang seperti ini.

Dan orang-orang ini, jelas adalah manusia normal, sehingga mungkin satu dua kali melakukan kesalahan, ini yang mungkin membuat ekonomi di satu dua kali, akan mengalami sedikit goncangan. Tapi kalau dasarnya baik, jelas mereka akan melakukan sebaik mungkin untuk memperbaikinya. Minimal mereka dibayar untuk menyelesaikan masalah.

Sekarang, bagaimana kalau kita ingin punya bisnis skala besar tapi tidak punya modal yang cukup. Kemungkinan paling logis adalah bergabung dengan orang lain. Bergabung dengan orang lain, akan menghilangkan masalah yang mungkin tidak bisa hadapi, misalnya harus berurusan dengan birokrasi, atau kemampuan mencari tempat terbaik untuk buka cabang, atau melakukan riset dan pengembangan produk terbaru yang mungkin membutuhkan pengetahuan mendalam tentang produk, atau harus terbang keluar negeri untuk bernegosiasi dengan bank luar melakukan pinjaman dalam bentuk dollar. Kemudian harus mampu bernegosiasi dengan karyawan, supplier, atau bahkan pelanggan.

Karena ada kegiatan yang tanggung jawabnya kita limpahkan ke pihak lain, jelas ada biaya yang harus kita tanggung. Membeli bisnis yang sudah jalan tidak akan murah, apalagi bisnis yang sedang berkembang pesat. Di sinilah kita butuh kemampuan untuk menilai bagaimana prospek ke depan, bagaimana isi perusahaan ini, dan siapa saja yang ada di dalam manajemen. Kita memberikan sebuah harga bagi nilai perusahaan.

Kemudian kita pergi ke pabrik atau perusahaan yang ingin kita beli, kita membawa 1 tas penuh uang dan berkata, “Saya ingin berinvestasi di sini.” Sepertinya tidak ada skenario seperti ini kan? Untunglah, ada mekanisme yang bisa kita pakai untuk melakukan transaksi, dan itu namanya bursa efek.

Kita tinggal mendaftar ke perusahaan yang menjadi perantara. Untuk yang tertarik bisa mengecek ke https://saham-indonesia.com/pendaftaran/ Setelah proses administrasi selesai, kita bisa memulai untuk melihat bisnis apa yang kita minati.

Membeli bisnis, kemudian ingin mendapat keuntungan jelas butuh waktu. Karena mesin yang berproduksi, distribusi barang, penjualan yang menunggu datangnya pelanggan, dan kredit dari pelanggan yang jatuh tempo, semua butuh waktu. Waktu yang akan memberikan nilai tambah untuk perusahaan. Jika tidak, kita ingin perusahaan segera memberi keuntungan, maka istilah zero sum game muncul, yaitu ketika ada pihak yang mendapat untung, maka ada pihak yang dirugikan. Ini karena tidak cukup waktu untuk memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

Karena itu, waktu adalah teman bagi investor yang sabar menunggu, dan menjadi musuh bagi yang tidak sabar. Semua kekayaan dikumpulkan sedikit demi sedikit. Tugas kita adalah fokus mengumpulkan lebih banyak dari perusahaan terbaik yang sudah kita pilih.

Dan untuk mengumpulkan kekayaan, bukan berspekulasi untuk mendapat jackpot, ada sifat-sifat yang harus dikembangkan. Yang mungkin akan melawan arus banyak orang. Tinggal dilihat saja, yang punya kekayaan banyak itu lebih banyak atau yang tidak. Nanti akan kita bahas di artikel lain.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link