Naik ke Puncak Gunung

  • Save

 

Naik ke Puncak Gunung
 
Kalau kita mulai mendaki gunung, start awal selalu di dasar. Kemudian dengan bertambahnya pengalaman, Ketinggian yang bisa kita tempuh makin besar.
 
Semua bidang juga sama, apakah belajar di sekolah, bekerja, bisnis, bahkan termasuk berinvestasi. Perbedaan besar antara berinvestasi dan bidang lain adalah puncak gunung investasi memberikan peluang yang sama bagi setiap orang yang serius dan fokus, sedangkan bidang lain membutuhkan persaingan dengan yang lain. Untuk menjadi juara Kelas, kita butuh ranking 2, 3 dan seterusnya. Untuk naik jabatan, harus ada yang turun jabatan.
 
Tapi bursa menawarkan kesempatan yang sama. Ini bisa dilihat dari semua yang berhasil, memiliki latar belakang yang berbeda. Kecepatan mendaki juga berbeda. Setiap investor memiliki lingkaran kompetensi masing-masing, atau kata lainnya adalah keahlian dan latar belakang masing-masing.
 
Dan kita tidak akan tahu sampai di titik mana Kecuali kita melihat ke belakang. Barulah kita akan tahu jarak yang telah kita tempuh. Dan semua yang sudah kita lakukan selama ini baru memiliki arti. Titik-titik yang tersambung yang membuat kita bisa sampai di kondisi sekarang.
 
Dan untuk mencapai puncak, walau terbuka untuk semua, tidak akan dicapai oleh semua orang. Bahkan mungkin 90% lebih akan berhenti sebelum mencapai tujuan. Kita bisa Ibaratkan puncak gunung adalah tujuan investasi kita. Berinvestasi sama seperti bidang lain, hanya yang bisa mengatasi masalah yang muncul yang akan terus maju.
 
Masalah berarti ketika kondisi tidak sesuai harapan. Tidak ada ceritanya investor yang berhasil bisa mencapai puncak melalui jalan tol. Tidak ada indikator yang dipakai yang akan menjamin kesuksesan mereka. Proses yang dilalui akan terus menjadi pembelajaran.
 
Dan semakin kita naik, investor yang tersisa akan semakin sedikit. Ini bisa dilihat pada investor yang telah mencapai puncak misalnya Warren Buffett. Berapa banyak orang di lingkungan mereka berhasil mengikuti jalan Buffett? Sepertinya nol. Padahal orang-orang yang berada di dekat Buffett pasti melihat perkembangannya. Tapi mengapa tidak ada yang setidaknya mendapat 10% dari hasil Buffett?
 
Kemungkinan adalah karena cara kerja manusia menilai yang lain hanya di hasil tanpa peduli proses yang dilalui. Ketika Buffett dalam perjalanan, berapa banyak yang yakin dengan jalan yang ditempuhnya? Sepertinya sedikit. Manusia butuh hasil supaya bisa percaya. Tapi ketika hasil muncul, maka sudah telat untuk mengikuti Buffett.
 
Ini sama juga dalam memilih perusahaan berinvestasi. Perusahaan yang sudah berhasil jelas sudah ada di puncak dan sangat mahal. Sedangkan yang memulai akan diragukan kemampuan meningkatkan nilai.
 
Adalah kemampuan kita melihat potensi ini yang nantinya akan membuat kita bisa bertahan dan terus maju. Di tengah keraguan pasar, ketika mayoritas mengatakan tidak, apakah kita bisa melihat hal baik yang akan terjadi?
 
Hidup melawan arus memang tidak gampang, tapi ketika kita mengerjakan yang tidak mau dikerjakan mayoritas, maka kita nantinya akan mendapat hasil yang diharapkan oleh mayoritas.
 
Tidak perlu menjadi nomor 1 di investasi, cukup jadilah 5% terbaik dengan fokus melakukan apa yang dikerjakan 5% ini.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link