


Perjalanan Buffett
Warren Buffett adalah investor terbesar di dunia saat ini. Sepertinya banyak yang sudah tahu. Dan semua investor juga ingin menikmati hasil seperti Buffett. Apalagi kalau sudah membaca riwayat hidupnya. Beberapa buku mungkin habis dibaca dalam 1-2 minggu. Gampang sekali, apalagi buku Buffett lebih banyak membahas hal-hal sederhana dalam investasi. Tidak banyak rumus yang dibahas. Setelah memahami, apa lagi tindakan berikutnya?
Proses belajar sudah pasti akan terus berlangsung. Charlie Munger sebagai patner Buffett saja terus belajar walau sudah berumur 90an tahun. Proses belajar ini haruslah diterjemahkan menjadi tindakan. Karena tanpa tindakan, semua cuma akan jadi angan-angan.
Apa saja tindakan yang dilakukan Buffett? Yang jelas bukan tiap hari memonitor pasar. Juga bukan tiap hari bertransaksi. Dengan metode Buffett, kesempatan membeli hanya ketika terjadi situasi buruk yang tidak merubah fundamental perusahaan. Fundamental bukan berarti angka di laporan keuangan saja. Angka adalah cerminan dari fundamental perusahaan. Bagaimana fondasi perusahaan supaya bisa menghasilkan keuntungan yang terus-menerus seperti angka di atas kertas.
Setelah melakukan analisa, setelah menemukan yang dicari, dan setelah membeli, yang dilakukan Buffett adalah tidak melakukan apa-apa di bursa. Dia fokus di luar bursa. Meningkatkan diri, melakukan analisa lagi, dan melakukan hobinya. Tidak ada gunanya terus-menerus memantau bursa. Dilihat atau tidak, tidak akan berpengaruh pada pergerakan saham. Ini seperti menonton siaran bola di TV, dilihat atau tidak, tidak akan merubah hasil pertandingan.
Proses ini dilakukan terus-menerus. Konsistensi ini yang sepertinya jarang dimiliki investor pada umumnya. Kemarin kami menonton video pembelajaran di youtube mengapa investor banyak yang gagal. Rata-rata alasannya adalah karena tidak mau membayar harganya. Membayar harga berarti meningkatkan kualitas diri supaya layak mecapai level investor 1 milyar, 10 milyar, 1 trillun, dan seterusnya.
Kalau lihat grafik, Buffett memulai di usia 14 tahun, ketika jaman perang dunia kedua. Ketika serba ketidak pastian dimana-mana. Mungkin sekarang kita bisa mengatakan enak sekali di situasi itu mendapat kesempatan memulai investasi. Tapi kalau hari ini terjadi perang, apakah kita masih punya pemikiran seperti itu?
Setelah itu, Buffett mencapai level 1 milyar usd di usia 50 tahun, sekitar 1980. 36 tahun setelah dia memulai berinvestasi. Jika kita berumur 30 ketika memulai, maka di usia 66 barulah kita mencapai level itu. Ini hitungan sederhana. Tapi beruntung, teknologi merubah segalanya. Jika dilihat di 1990an, kekayaan Buffett melonjak melebihi kecepatan biasanya. Bukan karena Buffett semakin aktif.
Tapi aktivitas ekonomi yang semakin besar dan cepat membuat kinerja perusahaan semakin bagus. Kalau dulu untuk menghantar pesanan dari supplier ke pelanggan mungkin butuh 1 bulan, alias perusahaan menjual 12x sethaun, mungkin dengan perkembangan teknologi, perusahaan cukup butuh 1 minggu, alias 50x setahun.
Kemudian kita diuntungkan semakin banyaknya media pembelajaran. Bayangkan dulu Buffett mau belajar, harus ke kota lain hanya untuk berguru pada Graham. Sedangkan kita? Tinggal buka youtube dan mencari investor terhebat di dunia. Atau google saja. Banyak artikel bagus menunggu kita. Sekarang, terserah kita mau aktif atau menunggu disuap? Kita selalu bebas menentukan pilihan, tapi nanti akan membayar ongkosnya di belakang.
Tapi jaman makin maju, kadang membuat kita makin sedikit usaha untuk maju. Dulu mungkin karena susah untuk mencari guru dan ilmu, orang yang belajar akan benar-benar menghargai dan menjalankan yang dipelajari. Kalau sekarang, mungkin tiap beberapa waktu kita akan berpindah guru dan ilmu. Metodenya belum diuji dengan benar, sudah pindah lagi.
Semua hal di dunia selalu butuh waktu, walau jaman terus maju. Jika perkembangan dunia lebih cepat, berarti kita sendiri haruslah lebih cepat proses meningkatkan diri. Mungkin dulu cukup baca 1 buku setiap 6 bulan supaya bisa bersaing, sekarang bisa saja harus baca 1 buku tiap minggu.
Dan meningkatkan kapasitas diri, akan membuat kita mampu memahami apa yang menjadi jalan pikiran orang di depan kita. Ini sama seperti dulu ketika belajar di sekolah. Jika kita tetap di kelas SD, tidak akan pernah bisa memahami SMP, kemudian SMA. Usia bisa bertambah tua, tapi kemampuan kita tetap akan sama. Adalah dengan membaca dan bergaul dengan lingkungan yang sejalan, baru kita bisa mendapat pemahaman yang diharapkan.
Tinggal tanya ke diri sendiri, apakah kegiatan yang saya lakukan sekarang, dan lingkungan saya, akan membawa saya ke tingkat yang saya harapkan 5-10 tahun lagi? Demikianlah kompas yang kita pakai untuk bergerak maju. Kemudian kita tinggal menyesuaikan arahnya jika sudah tidak cocok.
Oh ya, di gambar ada sebuah garis tengah di sekitar tahun 1970. Itu adalah ketika Buffett mengatakan bursa terlalu mahal, dan dia berhenti membeli, dengan mengembalikan semua dana kelompok dia. Apakah kita juga punya kemampuan untuk mengatakan hal yang sama kepada diri sendiri bahwa situasi sekarang adalah saatnya berhenti? Situasi sekarang bukan berarti hari ini, tapi kondisi di mana kenyataan di lapangan sudah tidak sesuai indikator yang kita miliki.