Harapan

  • Save

 

Harapan

Beberapa hari ini penurunan bursa sepertinya tidak akan berhenti. Padahal di Januari masih pada senang-senang merasa full time investor itu menarik. Apakah sekarang masih menarik ide full time investor? Apakah ke depan jika penurunan berlanjut, jangankan menjadi full time investor, berpikir sebagai investor saja sudah mengerikan? Atau sudah nyangkut baru berpikir jadi investor?

Bagaimana dengan penurunan ini sendiri? Apakah masih berlanjut? Atau sudah bisa masuk karena ada signal beli seperti mobil yang menunggu lampur hijau? Apakah 10 tahunan sudah berlangsung? Mengenai krisis 10 tahunan, jelas cuma mitos. Tidak ada bukti nyata ini terjadi. Sudah banyak artikel kami membahas tentang ini. Silakan ditelusuri saja. Jika krisis tidak terjadi, bagaimana dengan penurunan ini?

Ada 2 hal dalam berinvestasi dengan nilai. Yang pertama, seorang investor tidak akan berusaha menebak kapan titik balik dari bursa. Karena memang tidak ada metode pasti untuk melakukan itu. Sama seperti membeli sayur di pasar, kita cuma menilai oh harga sekian sudah murah, maka saya akan membeli, atau harga demikian sudah mahal, maka kami menjual.

Kemudian yang kedua, fokus investor bukanlah mendoakan bursa turun atau hancur. Tidak logis seorang yang ingin besok lebih cerah berharap hari ini buruk. Dunia tidak bisa maju dengan pemikiran seperti itu. Tugas seorang investor hanyalah menemukan perusahaan yang masuk kriteria dia. Tidak lebih tidak kurang.

Bukan berarti juga tidak ada saham yang naik terus. Berpikir bursa akan terus menerus naik adalah tidak rasional. Cepat atau lambat ada sebab orang menjual. Penjualan akan mendorong penurunan. Penurunan sendiri kalau diikutin jelas akan menakutkan. Ibarat sedang terjun bebas, kita hanya bisa melihat ke bawah. Tapi kalau berpikir besar, selalu ada batas penurunan. Walau batas bagi setiap orang berbeda, kita bisa saja memperkirakannya. Berpikir bahwa bursa akan terus menerus turun juga tidak rasional.

Dengan memperkirakan batas harga murah, kemudian melihat potensi ke depan, maka kita tidak melihat penurunan bursa sebagai sesuatu yang menakutkan. Tapi sebagai kesempatan membeli, kemudian nantinya ketika kepanikan sudah berakhir, bursa akan mengkoreksi dirinya lagi untuk membeli. Asal diingat untuk tidak terlalu cepat untuk membeli. Ingat, burung yang terbang awal akan mendapat cacing, tapi tikus kedua akan mendapat keju.

Merubah pandangan ketakutan menjadi pandangan harapan di kondisi yang sama, akan membawa tindakan yang berbeda. Jika takut, maka yang ada di pikiran adalah menjual, jika ada harapan, maka yang ada adalah membeli. Tinggal menentukan mana yang kita pilih. Hanya dengan mengetahui yang kita lakukan, barulah kita akan memiliki harapan. Dan pengetahuan didapat dari usaha mencari tahu.

Belajar dari Buffett, janganlah mengharap yang buruk terjadi. Selalu ada orang yang menderita karenanya. Perubahan besar dilakukan Buffett di masa kedua berinvestasinya, mencari perusahaan yang berkembang terus. Karena selalu membiasakan diri mengumpulkan yang terbaik, secara otomatis Buffett membuat lingkungannya menjadi yang terbaik.

Jika investor terbaik berharap yang terbaik sehingga menjadi yang terbaik, bagaimana dengan kita yang berjalan di jalan yang sama?

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link