


Fool Me Once Shame on You
Seorang anak gembala selalu menggembalakan domba milik tuannya dekat suatu hutan yang gelap dan tidak jauh dari kampungnya. Karena mulai merasa bosan tinggal di daerah peternakan, dia selalu menghibur dirinya sendiri dengan cara bermain-main dengan anjingnya dan memainkan serulingnya.
Suatu hari ketika dia menggembalakan dombanya di dekat hutan, dia mulai berpikir apa yang harus dilakukannya apabila dia melihat serigala, dia merasa terhibur dengan memikirkan berbagai macam rencana.
Anak Penggembala dan SerigalaTuannya pernah berkata bahwa apabila dia melihat serigala menyerang kawanan dombanya, dia harus berteriak memanggil bantuan, dan orang-orang sekampung akan datang membantunya. Anak gembala itu berpikir bahwa akan terasa lucu apabila dia pura-pura melihat serigala dan berteriak memanggil orang sekampungnya datang untuk membantunya. Dan anak gembala itu sekarang walaupun tidak melihat seekor serigala pun, dia berpura-pura lari ke arah kampungnya dan berteriak sekeras-kerasnya, “Serigala, serigala!”
Seperti yang dia duga, orang-orang kampung yang mendengarnya berteriak, cepat-cepat meninggalkan pekerjaan mereka dan berlari ke arah anak gembala tersebut untuk membantunya. Tetapi yang mereka temukan adalah anak gembala yang tertawa terbahak-bahak karena berhasil menipu orang-orang sekampung.
Beberapa hari kemudian, anak gembala itu kembali berteriak, “Serigala! serigala!”, kembali orang-orang kampung yang berlari datang untuk menolongnya, hanya menemukan anak gembala yang tertawa terbahak-bahak kembali.
Pada suatu sore ketika matahari mulai terbenam, seekor serigala benar-benar datang dan menyambar domba yang digembalakan oleh anak gembala tersebut.
Dalam ketakutannya, anak gembala itu berlari ke arah kampung dan berteriak, “Serigala! serigala!” Tetapi walaupun orang-orang sekampung mendengarnya berteriak, mereka tidak datang untuk membantunya. “Dia tidak akan bisa menipu kita lagi,” kata mereka.
Serigala itu akhirnya berhasil menerkam dan memakan banyak domba yang digembalakan oleh sang anak gembala, lalu berlari masuk ke dalam hutan kembali.
http://www.ceritakecil.com/cerita-dan-dongeng/Anak-Penggembala-dan-Serigala-39
Diambil dari website di atas, ini adalah cerita semasa kecil. Moral ceritanya jelas, jadilah orang yang bisa dipercaya. Ini juga diulangi berkali-kali oleh Warren Buffett, integritas adalah paling penting dalam menilai manajemen. Tanpa integritas, manajemen akan bekerja keras dengan segala cara mencuri dari kita. Peter Lynch juga membahas di buku One Up on Wall Street, fool me once shame on you, fool me twice shame on me. Artinya tipu saya sekali, anda melakukan tindakan yang memalukan, tipu saya dua kali, saya yang bodoh. Bahwa jangan percaya kedua kali terhadap orang yang menipu kita.
Dalam berinvestasi, ini haruslah dipahami, karena kita benar-benar menempatkan uang pada perusahaan yang bisa kita percayai. Apakah kita bisa mempercayai perusahaan, itu yang harus kita ikuti cerita perkembangan perusahaan. Dan di jaman informasi, kita mengandalkan informasi dari berbagai sumber untuk menilai perusahaan. Dengan kata lain, kita butuh sumber yang bisa dipercaya dalam menyediakan informasi. Selama sumber bisa memberikan informasi yang bisa dipercaya, maka investasi kita akan tepat. Tapi jika informasi yang diberikan salah, maka tindakan yang kita ambil juga akan salah. Apakah jika sebuah sumber informasi berbohong dalam memberi informasi, kita masih akan mempercayainya untuk kedua kali? Coba dipikirkan dengan baik-baik.
Dan karena informasi yang salah, ketika saatnya membeli, kita malah menjual, dan ketika saatnya menjual kita malah membeli. Membeli di kondisi berlawanan jelas akan menjauhkan kita dari tujuan berinvestasi. Kemudian jika kita sendiri menjadi orang yang tidak bisa dipercaya, apakah ada yang berani mempercayai kita dalam hal berinvestasi?
Selalu ingat kata Buffett, reputasi yang dibangun 20 tahun akan rusak oleh 5 menit tindakan kita, jadi pikirkan sebelum melakukan sesuatu.