


Silangit Samosir Surga
Beberapa waktu lalu kami berkunjung ke pulau Samosir melalui bandara baru Silangit. Pulau yang dijuluki Negeri Indah Kepingan Surga. Dan seeing is believing.
Bandara Silangit yang baru saja dipugar lagi tahun lalu. Sekarang ini sudah beberapa pesawat dari Jakarta mendarat di sana. Bahkan seminggu sudah ada 3x penerbangan dari Singapore, dan dari penduduk di sana, nantinya juga akan dibuka yang dari Thailand.
Setelah mendarat di Silangit, ada penyewaan mobil ke tujuan yang kita inginkan. Sebagian adalah ke pulau Samosir. Dan dari penumpang yang satu pesawat dengan kami, terlihat bahwa selain dibuka untuk wisata, bandara Silangit berguna juga untuk membuka wilayah barat dan selatan dari Danau Toba. Bisa dibayangkan sebelumnya tanpa bandara ini, misalnya yang dari kota Sibolga harus menempuh sekitar 7-8 jam ke Medan untuk naik pesawat ke Jakarta. Sekarang cuma butuh waktu 3 jam untuk ke bandara Silangit. Dan pembangunan yang dilakukan jelas tujuannya bukan untuk 2-3 tahun saja. Mungkin untuk 20-30 tahun. Apalagi bandara Silangit masih memiliki area yang luas untuk dikembangkan.
Perjalanan dilakukan dengan menyewa 1 mobil sekitar 400-450 ribu untuk sampai Parapat, bisa dibagi tergantung jumlah penumpang, dan waktu perjalanan adalah 2 jam. Setelah di Parapat, kita bisa naik kapal untuk menuju pulau Samosir. 1 orang sekitar 15 ribu. Di Samosir sendiri ada beberapa jenis penginapan. Dari homestay sampai level hotel. Dan kita bisa menyewa kendaraan untuk berkeliling di pulau. Jadi idealnya, ada 3 hari di Samosir, hari pertama mendarat dan menuju pulau, hari kedua untuk ekspedisi di pulau, hari ketiga untuk istirahat dan pulang. Pulang bisa menuju Medan dulu untuk wisata kuliner, kemudian baru balik ke daerah masing-masing melalui Kualanamu sekaligus melihat pembangunan lainnya.
Pemandangan yang luar biasa akan ditemui ketika mengelilingi pulau Samosir. Apa saja ada. Pemandangan danau, pantai, gunung, sawah, perkotaan. Semua sangat indah, dan semua berbeda sekali suasananya. Dari hotel mengendarai motor sepanjang jalan. Beberapa titik harus agak waspada karena belum beraspal, dan agak licin terutama sewaktu hujan. Semua keindahan ini tidak bisa diceritakan begitu saja, harus melihat sendiri baru bisa merasakan. Dan setiap beberapa kilometer, selalu ada rumah makan untuk beristirahat, beberapa rumah makan yang memiliki pemandangan yang indah sekali. Juga tidak usah kuatir akan habisnya bensin. Banyak SPBU mini, disebut pertamini. Menjual pertalite seharga 10 ribu per liter.
Selain itu, penduduknya yang ramah dan rajin. Bertemu anak kecil dengan riang menyapa kami, dan orang tua yang fasih berkomunikasi dengan bahasa Inggris dengan wisman. Makanan yang cukup terjangkau dan enak. Kami merasa hebat juga, orang tua yang terus belajar untuk berkembang. Sebuah tempat yang menarik untuk menikmati hari.
Dan semua ini berkat terbukanya akses secara gampang menuju ke sana dan wilayah sekitar. Setelah tugas pemerintah membangun infrastruktur, adalah tugas kita sebagai rakyat menggunakannya untuk kemajuan dan menjaganya. Ini baru satu titik. Bagaimana dengan bandara, pelabuhan, dan jalur kereta api baru atau yang diperbaharui? Semua fasilitas yang bisa kita gunakan semaksimal mungkin. Seperti penduduk lokal yang menggunakan bandara Silangit untuk keuntungan mereka.
Dari menjadi pengemudi yang mengantar penumpang ke kota-kota sekitar, bisnis pariwisata sebagai tour guide, hotel, restoran dan rumah makan, penjual suvernir, atau bahkan yang menggunakan untuk aktivitas normal seperti untuk mudik dan merantau. Ketika kegiatan ekonomi terjadi, sudah jelas akan ada yang mendapat untung darinya. Apakah kita termasuk pihak itu, harus ditanya ke kita sendiri.
Apakah kita akan memanfaatkannya, mengabaikannya, atau malah mengkritik segala kemajuan yang terjadi, pilihan ada di kita sendiri. Selalu ingat, kemajuan orang lain tidak akan menunggu kita untuk bergerak. Apakah kita hari ini sudah sedikit lebih baik dibanding kemarin atau lebih menurun? Dengan akumulasi setiap hari, walau sedikit, dalam waktu lama kita sudah pasti akan melangkah lebih jauh dibanding setiap hari tidak melakukan apapun atau mengambil langkah mundur.
Bisa dikatakan, pulau Samosir adalah salah satu lokasi yang harus dikunjungi setidaknya 1 kali dalam hidup kita.