


Berinvestasi Layaknya Seorang Presiden
Untuk Edisi ke 500, banyak bahan yang dipertimbangkan untuk ditulis. Apalagi sudah beberapa waktu kami tidak menambah artikel baru. Mau nulis ini, atau itu. Kemudian topik presiden muncul ketika masa mudik. Dan pas sekarang momen ulang tahun presiden, jadi sepertinya pas.
Apalagi kalau mau isinya menjual, harus yang sesuai momen. Biar laku. Seperti juga saham. Ketika lagi ramai, seharusnya mindset kita adalah menjual, bukan membeli lagi. Karena mau untung kan?
Membahas presiden walau fokus kerja presiden ada di infrastruktur, itu bukan bahan kita. Kita akan membahas presidennya.
Semua tahu perjalanan pak presiden sejak dari awal. Jenjang karir dilalui satu demi satu. Apakah nanti akan mencapai level dunia? Bisa saja kalau kinerjanya diakui internasional. Meningkatkan diri memang seperti ini. Sama seperti karir investasi kita. Kita selalu mulai dari kecil. Tidak ada yang bisa menjadi besar ketika sudah mulai dari atas. Dunia yang menghargai usaha dan kerja keras jelas tidak mengenal hal seperti itu, kecuali yang bermimpi tidak melakukan apapun tahu-tahu bisa ada di puncak.
Kalau kita membaca sejarah biografi semua orang yang di atas, pasti mulai dari bawah. Dan proses mereka naik adalah ketika melewati masalah yang ada. Bukan mulus naik ke atas begitu saja.
Dan di jaman informasi, teknologi membantu kita naik ke atas semakin cepat, bisa dilihat dari waktu yang dibutuhkan untuk masuk level Forbes. Teknologi juga membuat masalah jika kita tidak bisa mengatasinya. Jadi sama saja seperti bursa, kita melihat teknologi itu tuan yang mengatur kita, atau pelayan yang memberi kita kemudahan.
Lihat saja medsos, begitu banyak Pro kontra terhadap kerja presiden. Kalau kita melangkah maju di karir investasi kita, juga akan sama. Apa yang dilakukan presiden? Dia tetap bekerja mencapai tujuannya. Istilahnya, anjing menggongong, kafilah berlalu.
Dalam berinvestasi juga sama. Analisa kita akan selalu ada yang setuju, tidak setuju, dan tidak peduli. Salah satu seminar yang pernah kami ikuti membahas ini. Dalam 10 orang, selalu ada 33% yang setuju, 33% yang tidak, dan sisanya tidak peduli. Bahkan jika kita mengumpulkan semua yang setuju, akan muncul lagi rasio ini.
Ini yang dibahas Buffett. Kita benar bukan karena banyak atau siapa yang setuju dengan kita. Kita benar karena secara rasional fakta berbicara demikian.
Dan tujuan dari 1 masa jabatan presiden ini apa? Tentu pak presiden sendiri yang tahu. Sama seperti apa tujuan kita berinvestasi. Kita sendiri yang tahu dan akan mengalami. Karena itu butuh komitmen untuk melakukannya selama bertahun-tahun.
Untuk melakukan hal besar, ada hal lain yang harus disingkirkan. Beruntung presiden kita ini bisa membagi waktu dengan baik. Kadang masih bisa bersama keluarga. Apakah kita bisa demikian juga? Jika tidak bisa membagi waktu, apakah ada yang harus kita korbankan? Istilahnya marshmallow experiment. Alias mampu menunda kenikmatan kecil untuk mencapai hal yang lebih besar.
Apakah menjadi presiden, sudah berarti menjadi sempurna, tidak pernah salah? Jelas tidak demikian. Namanya pengalaman baru, jelas ada banyak kesalahan dilakukan. Tapi what next itu yang penting. Apakah kita akan mengulangi atau meningkatkan diri. Sama seperti menjadi investor. Kita lihat, bahkan Charlie Munger masih sibuk belajar di usia 90an. Orang yang menjadi panutan Buffett. Kita sendiri bagaimana?
Dan yang terakhir, menjadi presiden berarti karena kualitas diri ada di level itu. Naik level dari seorang gubernur. Yang sebelumnya naik level dari seorang walikota. Meningkatkan kualitas diri penting karena itu menjadi kewajban dari posisi baru, barulah Hak akan datang. Demikian juga sebagai investor. Apakah kita siap naik level dari investor jutawan menjadi investor milyarder. Apakah dari milyarder kita siap menjadi trillunier.
Hanya kita sendiri yang tahu jalannya, dan sampai di mana kita berjalan.
Satu hal lagi ketinggalan. Yang membedakan antara presiden sekarang dan yang lain adalah Tugas besar selalu dipantau perkembangannya. Sama seperti di saham. Kita wajib memantau terus perkembangan perusahaan kita.