Menebak Pola

  • Save

 

Menebak Pola

Dengan tersingkirnya Jerman dari piala dunia, maka terlihat ada pola yang terbentuk, yaitu juara piala dunia sebelumnya akan tersingkir di babak grup piala dunia selanjutnya. Tapi kalau kita melihat gambar, maka tahun 2002 ke 2006 tidak seperti demikian. Brazil sebagai juara bertahan kalah di perempat final 2006. Cuma cara berpikir manusia selalu ingin mencari pola, karena ingin mencari kemudahan. Dan sebelum pola juara bertahan tersingkir, ada loh pola juara ketiga tidak lolos ke piala dunia selanjutnya. Tapi itu juga pada akhirnya tidak terbukti.

Ada lagi muncul pola berikutnya. Terakhir kali Jerman kalah di babak pertama piala dunia, tahun berikutnya terjadi perang dunia. Apakah tahun depan demkian? Siapa yang berani meramalkan demikian? Atau jangan-jangan perang dagang sebagai buktinya?

Kalau benar ada yang meyakini pola-pola demikian, apakah berani bertaruh juara dunia 2018 akan tersingkir di 2022? Sepertinya tidak. Karena banyak faktor yang mempengaruhi. Ini yang dibahas Buffett bahwa jika pola masa lalu menentukan segalanya, maka yang paling berhasil adalah para pustakawan. Karena mereka yang punya banyak informasi. Atau jaman sekarang, yang paling jago menggunakan google mencari informasi adalah yang paling berhasil. Tapi tidak demikian bukan?

Ini juga pernah ditulis di sebuah buku, ketika Henry Ford ditanya, berapa besar gaji yang akan diberikan untuk orang yang bisa menjawab semua kuis di acara TV? Jawabannya adalah 100 dollar. Seharga sebuah ensiklopedia. Karena itu harga yang wajar untuk seorang yang jago menghapal. Yang dicari Henry adalah yang bisa berpikir. Dalam berinvestasi, kemampuan berpikir dan memperkirakan masa depan yang mungkin terjadi adalah sangat penting.

Balik ke Jerman. Sebelum bencana 2018 ini, Jerman berhasil mencapai minimal babak semifinal di semua kejuaraan besar yang diikuti selama 12 tahun. Ini dicapai sejak 2002, yang disebabkan oleh bencana 2000. Ketika Jerman kalah di babak pertama piala Eropa. Ditambah sepakbola 2001, Jerman terpaksa melakukan banyak perubahan. Terbentuklah 1 generasi emas sepakbola, yang sepertinya sekarang ini mendekati masa akhir.

Selalu ingat saja, masa sulit melahirkan orang hebat. Orang hebat melahirkan masa senang. Masa senang melahirkan orang malas. Orang malas melahirkan masa sulit. Semua adalah siklus. Demikian juga dalam bisnis dan berinvestasi. Semua cuma naik dan turun. Termasuk sekarang. Bisnis susah, orang mengetatkan segala hal dan berinovasi. Inovasi melahirkan kejayaan. Kejayaan melahirkan masa senang dan orang berfoya-foya. Yang akan melahirkan orang malas, yang pada akhirnya melahirkan masa sulit. Dan pasar saham bereaksi terhadap kondisi ekonomi di depannya.

Apakah sekarang ini adalah masa senang-senang yang melahirkan orang malas, yang berakibat pada munculnya masa sulit beberapa waktu ke depan? Bisa ya bisa tidak. Kemudahan teknologi membuat kita jadi menikmati hidup. Banyak anak muda menghabiskan waktu membeli pengalaman. Dan ini salah satunya dipicu oleh era suku bunga rendah selama 10 tahun. Bayangkan selama 10 tahun, ekonomi dan investasi digerakkan oleh hutang dengan bunga kecil sekali.

Apa yang terjadi ketika pemerintah di seluruh dunia menaikkan suku bunga? Minimal akan ada yang terkena dampaknya. Dan selalu diingat saja. Setiap krisis, selalu ada hutang yang terlibat. Tanpa hutang atau hutang yang terkendali, jelas bisa dilewati. Untuk bagian ini, kami menyarankan buku Learn to earn dari Peter Lynch. Sangat bagus untuk dipelajari. Bukan hanya untuk orang yang baru memulai berinvestasi, tapi juga untuk yang sudah beberapa waktu.

Salah satu yang menarik dibahas di sana, adalah berapa persen penghasilan kita yang digunakan untuk memperkaya orang lain dalam bentuk pembayaran bunga pinjaman? Mereka yang meminjamkan bunga akan melihat peminjam sebagai produk investasi yang sangat menarik. Dimana lagi bisa mendapat return 15-30% per tahun dengan rendah?

Dan dalam salah satu wawancara Buffett, dibahas bahwa orang yang meminjam uang sudah ada di belakang dibanding orang yang fokus menabung dalam perlombaan mengejar kekayaan. Jadi hati-hatilah dalam menggunakan hutang. Apalagi hutang itu dalam neraca adalah pasti, sedangkan jaminan adalah tidak pasti.

Ini juga yang terjadi di beberapa perusahaan yang bermasalah dengan hutang. Ketika masa meminjam, mungkin penilai yang memberikan hutang melonggarkan syarat karena ingin mengejar komisi, tapi ketika masa sulit menagih hutang, aset yang dijamin akan dihargai rendah sekali, apalagi jika kondisi keuangan sangat buruk.

Ini cara berpikir sederhana dalam melakukan analisa. Dan kalau melihat semua yang berhasil di investasi, kepintaran bukanlah syarat utama, tapi kemampuan mental mereka melewati masalah yang menentukan keberhasilan. Contoh saja, Buffett dalam kasus Salomon brothers, yang sampai membuatnya sangat menguras energi dalam menyelesaikan, Buffett berhasil keluar dengan modal 700 juta usd dan keuntungan 1.7 milyar usd. Tapi ini setelah bertahan 14 tahun. Bukan 14 hari.

Selalu ingat, masa sulit akan melahirkan orang hebat. Dan hanya ketika masa maka kekayaan akan tercipta. Contoh saja, jika kita ingin meningkatkan aset kita dari 1 milyar menjadi 10 milyar, maka kita harus berinvestasi di perusahaan yang punya kemampuan meningkatkan nilai dia dari 1 trillun menjadi 10 trillun. Artinya kira-kira dengan perbandingan yang sama. Tapi jika krisis datang, maka kita cukup mencari perusahaan yang bernilai 1 trillun dihargai 500 milyar naik ke 5 trillun. Artinya cukup naik 500% dari harga wajar semula dibanding harus naik 1000% dari harga wajar semula. Tapi berinvestasi di perusahaan yang sedang tertekan, jelas butuh mental yang tepat. Apakah kondisi tertekan berasal dari faktor eksternal maupun internal perusahaan.

Karena itulah, ketika pasar modal mengalami tekanan, orang ingin menjual murah produk mereka, tugas kita adalah membeli, bukannya ikut menjual produk kita. Hanya ketika suatu hari ada yang ingin membeli dengan harga mahal produk kita, tugas kita adalah menjual, bukannya ikut membeli produk orang lain.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link