


Mata Elang
Elang adalah salah satu makhluk hidup yang memiliki kemampuan melihat dengan tajam. Makanya ada istilah mata Elang, yaitu kemampuan melihat sesuatu dengan tajam. Dalam hal ini, kami mengartikan sebagai manusia yang mampu melihat dengan jelas apa yang sedang terjadi. Atau dalam hal ini, investor yang punya kemampuan lebih dalam melihat apa yang terjadi di sebuah perusahaan.
Kemampuan yang wajib dimiliki setiap investor untuk mencapai keunggulan dibanding yang lain. Biasanya investor cenderung pasif menunggu berita, dan ketika sebuah kejadian sampai ke mata dia lewat boardcast di medsos, semua sudah telat. Telat beli karena harga sudah di awan dan telat jual karena harga sudah di dasar. Situasi pertama yang harusnya menjual dengan keuntungan dan situasi kedua adalah membeli barang murah, malah tidak bisa dimanfaatkan.
Investor yang aktif mencari pasti nya akan lebih unggul. Ingat pepatah Burung yang Terbang lebih awal akan mendapat lebih banyak cacing. Tapi ingat juga, tikus kedua yang selalu mendapat keju. Artinya kita wajib berada di barisan depan dalam mencari dan mengolah informasi, seperti artikel kami beberapa waktu dulu, tapi jangan pernah menjadi orang pertama yang mengambil keputusan untuk terjun.
Dalam bursa, kesabaran adalah kuncinya. Sabar itu bukan berarti punya kemampuan menunggu saja, tapi kemampuan untuk mempertahankan sikap ketika menunggu. Berpikir jernih adalah tujuan dari melatih diri. Artinya apapun yang datang, bisa kita hadapi dengan tenang.
Enam mentalitas yang perlu dilatih. Bisa dibaca di artikel berikut :
6 Perfection
Berkecukupan – Part 1 : https://saham-indonesia.com/2015/12/6-perfection-part-1/
Disiplin – Part 2 : https://saham-indonesia.com/2015/12/6-perfection-part-2/
Kerja Keras – Part 3 : https://saham-indonesia.com/2015/12/6-perfection-part-3/
Kesabaran – Part 4 : https://saham-indonesia.com/2015/12/6-perfection-part-4/
Latihan – Part 5 : https://saham-indonesia.com/2015/12/6-perfection-part-5/
Akal Sehat – Part 6 : https://saham-indonesia.com/2015/12/6-perfection-part-6/
Disiplin – Part 2 : https://saham-indonesia.com/2015/12/6-perfection-part-2/
Kerja Keras – Part 3 : https://saham-indonesia.com/2015/12/6-perfection-part-3/
Kesabaran – Part 4 : https://saham-indonesia.com/2015/12/6-perfection-part-4/
Latihan – Part 5 : https://saham-indonesia.com/2015/12/6-perfection-part-5/
Akal Sehat – Part 6 : https://saham-indonesia.com/2015/12/6-perfection-part-6/
Singkatnya dengan merasa berkecukupan baru kita bisa disiplin. Disiplin akan membuat kita mampu mewujudkan kerja keras. Dalam bekerja keras kita akan mendapatkan kesabaran, yang melalui latihan. Dan tujuannya adalah supaya mampu berpikir dengan bijaksana. Ini alurnya. Lebih detil bisa dibaca di artikel.
Balik ke informasi di gambar. Ini adalah lanjutan dari informasi buy back kemarin. Informasi ini kami dapatkan dari teman diskusi kami. Investor yang selama ini kami anggap sanggup melihat kondisi dengan jernih. Banyak opini yang menarik bisa didapatkan dari diskusi seperti ini.
Tapi sebelum membuat artikel ini, kami perlu mencari informasi dulu mengenai sumber beritanya. Solusi paling tepat adalah di idx.co.id
Ini penting karena berinvestasi berarti tanggung jawab kita dalam menentukan masa depan kita. Kalau informasi salah, apakah kita dengan gampangnya mencari kambing hitam, misalnya menuduh teman memberi informasi yang salah? Semua informasi yang kami terima, selalu kami saring untuk mencari second opinion. Atau sumber lebih valid.
Di mana lagi informasi tentang perusahaan kalau bukan di perusahaan itu sendiri atau di web resmi pemerintah. Seperti di tulisan Peter Lynch di One Up on Wall Street mengenai bertanya ke perusahaan. Silakan baca di sana mengenai segala keraguan tentang berhubungan dengan perusahaan.
Ini pentingnya kita mendapat informasi dari tangan pertama. Bukankah itu cita-cita semua info lover. Mendapat informasi paling cepat. Paling cepat ya harus dari sumber resmi langsung. Berita dan rumor di Internet sama sekali tidak bisa dipercaya begitu saja. Kita tidak tahu siapa yang membuat informasi itu, atau apa kepentingan mereka. Apalagi kalau kebetulan menanyakan kepada orang yang punya masalah dengan perusahaan. Kemungkinan besar opini jelek yang akan keluar tanpa peduli yang disampaikan benar atau salah.
Dan sebagian isi berita adalah metode pembelian kembali saham LPPF. Yaitu setelah membeli, akan dihilangkan. Kami tidak tahu istilah gampangnya untuk menjelaskan ini. Yang pasti pembelian ini tidak disimpan dalam treasury stock untuk dijual kembali. Artinya secara permanen sudah tidak beredar lagi.
Berarti sebagai investor kita tidak perlu memperhitungkan kapan perusahaan akan membanjiri pasar dengan saham yang dulu dibeli di kemudian hari.
Dan kalau jeli, punya mata elang, maka informasi adalah B dan C. Artinya ada informasi lain lagi. Apakah itu? Silakan praktek kan sendiri. Ingat, Burung pertama selalu memiliki keunggulan, tapi tidak perlu menjadi tikus pertama yang mengejar keju di Jebakan tikus.
Sebagai bonus, salah satu informasi adalah periode buy back ini adalah 18 bulan. Artinya perusahaan punya waktu selama itu untuk membeli kembali sahamnya. 18 bulan itu waktu yang lumayan untuk banyak hal terjadi. Dan tidak ada jaminan setelah bulan ke 18 harga saham pasti ke 13.300. Dan ingat, 18 bulan itu bukan 18 hari, apalagi 18 jam.
Harga bisa saja bergerak turun lagi ketika sentimen berita menghilang karena short term spekulan sudah pindah fokus ke saham heboh lainnya. Situasi di luar kontrol kita. Yang bisa kita kontrol hanya satu. Yaitu batas atas pembelian kita. LPPF menetapkan angka 13.300 sebagai batas beli, bagaimana dengan kita sendiri sebagai investor ritel yang ingin untung? Itu pekerjaan rumah masing-masing.
Duduk diam menunggu semua lewat saja, atau menjadi Burung pertama dalam menganalisa, dan menjadi tikus kedua dalam bertindak. Setiap manusia bebas memilih, tapi tidak bisa lari dari hasil pilihannya.