


BCA
Salah satu perusahaan yang selalu kami bahas ketika bertemu orang adalah BCA. Kalau 10 tahun lalu kita punya 10 juta, dan ditaruh di deposito, maka sekarang jumlah uang kita paling banyak adalah sekitar 20 juta. Andaikan 10 juta itu dibelikan saham BCA, maka hari ini uang tersebut akan berjumlah 120 juta, tanpa perlu melakukan apapun, dan belum termasuk dividen. Dan jika tabungan saya tidak sebanyak itu, mungkin sudah sepantasnya saya bertanya-tanya.
Sayangnya, setiap tahun mindset bahwa BCA itu mahal selalu dominan. Sehingga mencegah kita membeli. Dan setiap tahun berlalu dengan harga sahamnya menjadi lebih mahal lagi. Sampai hari ini, saham BCA juga masih mahal sekali. Apakah tahun depan akan menjadi lebih mahal? 2 kondisi yang membuat kita tidak akan pernah membeli BCA.
Apa yang membuat perusahaan ini sangat mahal. Lebih mahal dibanding bank lainnya. Beberapa hal bisa kita dapatkan dari laporan keuangan mengenai rasio BCA yang lebih baik dibanding bank lain. Merek bank yang kuat. Market leader di perkotaan. Teknologi paling baik. Inovasi yang paling bagus. Kita bisa menyebutkan banyak hal, tapi hal ini, fokus kami ada di satu hal, yaitu di integritas.
Kita tahu Buffett sangat menjunjung tinggi hal ini. Apakah karena dikatakan investor terbaik, maka sudah pasti benar? Dan seberapa benar? Kita tahu ada beberapa perusahaan yang diinvestasikan oleh Buffett juga tidak bersih-bersih amat. Mengenai ini kita bisa mendengar perkataan Li Ka Shing, salah satu orang terkaya di dunia : sungai Yangtze menjadi besar karena menerima air dari sungai lainnya. Artinya kadang kita harus menerima wilayah abu-abu untuk menjadi besar. Apalagi di kapitalisme yang semuanya adalah tentang profit oriented.
Apa yang membuat kami menilai integritas BCA adalah tinggi. Bank sendiri jelas harus menjaga integritas karena bisnis Bank adalah bisnis kepercayaan. Dan hari ini kami melihat sendiri. Ketika hendak mengambil uang di ATM di bank BCA Equity Tower di SCBD Jakarta, karena tidak fokus, uangnya lupa diambil. Dan sebelum keluar Bank, satpam menghampiri dan menanyakan tentang uang yang tertinggal. Setelah dicek, ternyata benar ketinggalan.
Dan setelah melalui beberapa proses, BCA mengembalikan uang kami. Bahkan sampai meminta maaf karena prosesnya lama. Dalam hati kami bertanya, mereka yang membantu, mengapa harus meminta maaf. Justru kami yang membuat mereka repot yang harus meminta maaf. Waktu yang lama justru bagus untuk memastikan semua Prosedur berjalan dengan benar.
Uang yang tertinggal di ATM bisa saja dicuekin oleh satpam di sana, dan diambil orang lain. Toh tidak ada kesalahan dari pihak BCA. Kehilangan uang adalah kesalahan kami. Tapi orang di BCA mau berusaha lebih untuk memastikan nasabahnya tidak mengalami kerugian. KEMAMPUAN MEMIKIRKAN ORANG LAIN ini yang luar biasa. Dunia pada umumnya tidak akan berpikir seperti ini. Apalagi dunia bisnis, di mana meningkatkan porsi sendiri dengan mengambil bagian orang lain adalah dianggap wajar.
Selama hal ini ada, kami yakin BCA akan selalu di level paling atas dalam dunia bisnis di Indonesia. Jika cara pandang satpamnya demikian, sebagai garis terdepan dalam bisnis BCA, yang di dalam manajemen juga seharusnya memiliki cara pandang ini. Dan dari buku Journey to Find Happiness in HaloBCA juga menceritakan banyak hal menarik. Silakan cari di gramedia.
Kemampuan memikirkan orang lain ini akan selalu membuat perusahaan berkembang terus. Perusahaan yang Berkembang akan selalu unggul. Perusahaan lain yang menurut kami ada di level ini adalah Garuda Food, yang sayangnya belum IPO dan walau IPO dilakukan, tidak akan ada kesempatan membeli murah.
Sebuah bisnis bagus, hampir tidak ada kesempatan membeli di harga murah, kecuali membeli ketika perusahaan sedang dalam masalah. Tapi ketika perusahaan sedang dalam masalah, apakah kita berani membeli? Ditambah, kami sendiri tidak akan pernah mendoakan keburukan terjadi pada perusahaan yang ada. Jadi menunggu orang jatuh tidak ada dalam kamus investasi kami.
Keinginan untuk selalu ingin melihat orang lain bahagia akan melatih kami lebih sering bertemu perusahaan seperti BCA. Selalu ingat, Burung Sejenis akan Terbang Bersama. Jika kita memiliki standar yang sama, kita akan berada di lingkungan yang sama juga.
Apakah dengan ini berarti BCA akan dipandang baik oleh seluruh orang di Indonesia? Jelas tidak. Dan tidak akan pernah ada 1 hal yang 100% disetujui semua orang. Apapun yang kita nilai baik, belum tentu dilihat sama oleh yang lain. Dan yang kita nilai buruk, juga bisa saja dilihat baik oleh yang lain.
Yang penting bagi kami pribadi, apapun yang tidak ingin kita terima dari orang lain, jangan pernah dilakukan juga ke yang lain, dan apapun yang ingin kita terima dari orang lain, maka kita sendiri harus melakukan dulu. Dan BCA jelas adalah role model yang sangat bagus untuk kami dalam berkembang. Baik sebagai Contoh perusahaan terbaik untuk diinvestasikan, maupun sebagai guru untuk bertindak. Hidup itu cuma 2, jika kita tidak bisa membantu yang lain, jangan pernah merugikan yang lain.
Ingat lagi kata Buffett, reputasi dibangun dalam 20 tahun dirusak dalam 5 menit. Jika kita berpikir tentang ini, maka tindakan yang kita ambil mungkin akan berbeda. Ini salah satu tujuan berpikir dalam jangka panjang. Mendapatkan kepercayaan itu sulit, menjaganya lebih sulit lagi, jangan pernah coba-coba untuk mencorengnya, karena sekali reputasi hilang, akan sangat susah untuk kembali. Buffett sendiri bisa mencapai level sekarang karena integritas yang dijaganya Kalau tidak, siapa yang mau bekerja sama dengannya dan menitipkan uang mereka kepada Buffett?
Dalam dunia yang dominant untung-rugi, nilai kebenaran yang seharusnya kita pioritaskan. Karena yang menguntungkan jangka pendek belum tentu benar, tapi yang benar cepat atau lambat akan menguntungkan. BCA adalah bukti nyata. Harga saham naik 1200% dalam 10 tahun. Jangka panjang kinerja saham akan selalu sebanding dengan kinerja perusahaan.