Mencari Untung dari IPO

  • Save

 

Mencari Untung dari IPO

Pada artikel ini kami akan membahas bagaimana idealnya membeli saham yang baru IPO. Sebelumnya, bisa membaca beberapa artikel berikut untuk memahami IPO itu seperti apa.

https://saham-indonesia.com/index.php/analisa-dasar/403-ipo
https://saham-indonesia.com/index.php/analisa-dasar/357-past-present-future

Kalau langsung membeli IPO belum tentu adalah waktu yang ideal, maka kita perlu menganalisa, kapan waktu yang lebih bagus. Dan waktu yang paling baik untuk membeli adalah ketika kita menemukan perusahaan yang dijual dengan harga yang cocok dengan yang kita inginkan.

Kalau kita melihat gambar, sebagai contoh saja, perusahaan Apple, perusahaan pertama yang mencapai nilai pasar 1 trillun usd. Sekitar 2x lipat nilai pasar seluruh bursa efek Indonesia. IPOnya ada di harga 0.51 usd per lembar. Dan ternyata tidak sampai 1 tahun kemudian, harga sahamnya turun 50% ke 0.25 usd per lembar. Bahkan perusahaan bagus juga bukan jaminan pasti akan untung. Dan jika bagus, ketika harga sahamnya turun, maka ini adalah kesempatan.

Ini cuma sebagai contoh untuk pembelajaran. Tidak ada kepastian setelah IPO harga saham akan naik terus, atau pasti akan turun. Kalau bursa saham menawarkan kepastian, tidak akan ada yang bisa mendapat keuntungan darinya. Orang membeli karena harapan ke depan akan lebih baik, orang menjual karena harapan ke depan akan lebih buruk. Sesimple ini saja aturannya. Yang kita lakukan adalah menunggu sampai situasi cocok untuk membeli, dan cocok untuk menjual.

Tidak ada jaminan juga bahwa harga saham yang turun 50% adalah menarik. Adalah isi perusahaan yang menentukannya. Berapa nilai perusahaan untuk kondisi sekarang (yang gampang dinilai) + potensi masa depan (yang merupakan imajinasi investor dan susah dinilai). Kalau agak susah menentukan, mungkin kita bisa mengecek perusahaan sejenis. Bandingkan dengan perkembangan perusahaan yang punya model bisnis yang sama atau mirip.

Setelah itu barulah tentukan berapa diskon yang diinginkan, atau biasany dikenal dengan nama margin of safety. Ingat ya, asumsi kita terhadap masa depan itu bersifat subjektif. Dan dengan jumlah diskon yang diberikan juga subjektif, maka kita perlu berhati-hati dalam menilainya. Terlalu pesimis, ada kemungkinan kesempatan terlwatkan. Terlalu optimis, kita membeli terlalu mahal.

Membeli IPO perusahaan yang calon sukses juga menarik. Jika kita punya saham Apple sejak awal, maka yang kita dapatkan juga lumayan. Dividen yield di harga 219.31 adalah 1.33%. Maka dividennya adalah 2.916 usd. Kalau dibanding modal kita di IPO, maka dividen yield per tahun kita adalah 571.76%. Sedangkan kalau membeli di 0.25 maka yield kita adalah 1166.4%.

Kabar baik untuk persiapan masa pensiun, kabar buruk karena harus menunggu lama, sekitar 38 tahun. Dan harus tepat. Siapa yang berani menjamin Apple adalah perusahaan tepat untuk masa pensiun. Tahun 1990an saja Steve Jobs dipecat sebagai pemilik, produk tidak laku, kemudian calon bangkrut sampai perlu minta bantuan pesaingnya, Mircrosoft untuk menyuntikkan modal.

Terdengar familiar seperti banyak perusahaan bermasalah di bursa Indonesia? Apakah ada jaminan semuanya akan seperti apel yang manis atau apel yang busuk? Hanya waktu yang akan menjawabnya. Kalau baca sejarah, tinggal membayangkan coba saya beli di titik ini, hold sampai ini, pasti sudah kaya raya. Kenyataannya? Dunia hayalan memang menarik.

Dan satu yang penting. Berinvestasi itu murni cuma urusan angka. Ketika untung kita menambah angka di tabungan, ketika rugi, tabungan kita menyusut. Tidak perlu melibatkan emosi dalam bertindak. Dan ketika melibatkan emosi, biasanya kita menjadi tidak rasional.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link