Negeri Matahari Terbit – Permulaan

  • Save

 

Negeri Matahari Terbit – Permulaan

Hari kedua di Tokyo kami memutuskan untuk mengunjungi gunung Fuji lewat Kawaguchiko. Karena perlu berangkat pagi melalui bus, maka hari pertama kami mengetes dulu perjalanan dari hotel ke bus. Berapa lama waktu yang dibutuhkan, arah mana yang diperlukan, daripada nanti telat. Sekalian jalan ke arah Shibuya dan kawasan sekitar.

Hari kedua, karena sebelumnya sudah melakukan simulasi, maka perjalanan lumayan lancar. Perjalanan melalui jalan tol, beberapa hal yang menarik misalnya pintu tol sudah otomatis jadi mobil langsung lewat tanpa perlu tap kartu lagi. Macet berkilo-kilo juga ada di Jepang. Bus tersambung dengan perumahan di sepanjang tol, dan ada halte bus tiap berapa kilometer sehingga penumpang bisa naik dan turun. Konsep TOD yang dibangun dengan rapi akan mengurangi kemacetan di pusat kota besar.

Sampai di stasiun Kawaguchiko, perlu berjalan kaki lagi menuju kereta gantung, dan ada pilihan paket bus jika tidak mau berjalan. Kami memilih berjalan, bisa menghemat biaya dan dapat melihat kawasan sekitar. Pilihan yang menarik, karena ada sebuah supermarket yang menjual barang lebih murah dibanding pusat kota Tokyo. Sehingga beberapa oleh-oleh dibeli di sini. Di sini kami belajar, lebih baik mencari barang di minimarket di setiap kawasan karena harga lebih murah. Sekalian melihat gaya hidup orang Jepang.

Kawasan sekitar sana lebih menarik dibanding gunung Fujinya. Karena gunungnya tertutup awan. Pilihan yang sulit, di mana sebelumnya kami mengecek cuaca, di hari-hari kami di Jepang, pilihan antara hujan atau berawan untuk melihat gunung Fuji. Cuaca menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan, karena berawan ataupun hujan, bisa seharian. Ini kami alami juga ketika hari ketiga di Yokohama, ataupun hari terakhir di Tokyo, hujan dari pagi sampai malam walau tidak deras.

Musim gugur adalah pilihan menarik untuk ke Jepang di samping musim semi. Walau ada kemungkinan cuaca buruk. Musim dingin dengan suhu rendah membutuhkan baju lebih dan malas keluar, musim semi biasanya sangat mahal karena bunga sakura, dan musim panas yang mungkin menghadapi gelombang panas dan banyaknya turis di liburan musim panas. Tidak ada kondisi sempurna untuk setiap hal. Yang bisa kita lakukan adalah memilih kondisi yang paling cocok dengan kita. Sama seperti di saham, mencari saham sempurna atau waktu sempurna untuk membeli jelas tidak ada, tapi kita bisa mencocokkan dengan kondisi dan tujuan yang diinginkan.

Hari ketiga di Yokohama, karena kondisi cuaca, membuat kami hanya mengunjungi 2 tempat, yaitu museum Ramen dan Yokohama Chinatown. Dan karena hujan, hampir tidak ada turis di sana. Lebih banyak orang lokal dan penjual yang lalu lalang. Dan efek ekonomi China, membuat banyak toko yang berdekorasi ala China. Bahkan banyak toko peramal yang ada. Di sini kami bertanya, kalau peramalnya jago, mengapa duduk menunggu pelanggan datang di hari hujan. Bukankah lebih baik menggunakan ilmunya memperbaiki nasib sendiri? Dengan alasan inilah, kami tidak pernah mempercayai segala metode yang meramalkan masa depan.

Dan dalam perjalanan balik ke hotel, kami mulai menemukan bahwa ternyata ada pekerjaan membawa papan iklan berdiri selama berjam-jam. Biasanya diisi oleh orang tua, kecuali di daerah Akihabara yang biasanya diisi anak muda. Petugas yang mengawasi pekerjaan konstruksi juga termasuk usia tua. Berbeda dengan Indonesia yang masih mengalami bonus demografi. Jadi bisa dikatakan potensi Indonesia, jika dikelola dengan benar, masih sangat besar. Mungkin karena itu, perusahaan di Indonesia masih banyak yang dihargai di atas Price Earning Ratio 20.

Tiga hari berlalu di Tokyo dengan perjalanan yang lumayan, karena fokus kami ke luar kota dulu baru ke wilayah di dalam Tokyo. Akan berat untuk yang sudah tua atau tidak nyaman berjalan lama. Dan biaya transportasi di Jepang adalah porsi paling besar. Taxi dari bandara ke hotel bisa di atas 2 juta rupiah, sedangkan bus sekitar 100 ribuan. Dan halte bus lumayan membingungkan untuk turis, dan kereta api butuh naik turun tangga yang lumayan. Jadi kalau jarak tidak jauh, berjalan kaki adalah yang paling logis.

Negara maju, dengan rapinya transportasi umum, maka membuat kita banyak jalan ke sana kemari, naik turun tangga, dan ini membuat tubuh sehat. Dengan panjang umur, maka nilai ekonomi juga akan meningkat. Pengalaman membuat semua kegiatan menjadi lebih efisien. Tidak heran Bill Gates fokusnya penelitan masalah kesehatan supaya usia harapan hidup meningkat. Semakin sedikit kematian di usia muda, maka jumlah anak juga biasanya semakin sedikit, dan itu membuat kualitas hidup masyarakat meningkat. Jadi, arah ekonomi juga akan berbeda dengan negara yang masih sibuk berjuang pada bagaimana bertahan hidup.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link