


Negeri Matahari Terbit – Persiapan
Setelah menetapkan tujuan, maka proses selanjutnya adalah mencari tahu. Selalu pakai proses MaTaPu. Mau dulu, baru cari tahu, dan akhirnya cek kemampuan kita.
Mencari informasi sekarang gampang. Banyak aplikasi menawarkan paket perjalanan dengan murah. Teknologi sungguh memberi warna baru dalam kehidupan kita. Asalkan kita bisa menemukannya. Sama juga di saham. Apapun informasi yang kita inginkan, bisa didapatkan. Dan kalau mengenai perusahaan, informasi paling akurat jelas ada di manajemen perusahaan itu.
Berburu tiket murah sama persis seperti berburu saham murah. Tidak akan ada pemberitahuan bahwa yang sekarang ini, atau besok adalah yang paling murah. Kita hanya bisa menetapkan budget kita berapa kemudian menunggu munculnya penawaran yang sesuai. Gampang kalau melihat sejarah dan berandai-andai kalau sudah beli duluan. Makanya Buffett berkata, kalau sejarah benar-benar menentukan, maka yang paling kaya adalah yang kerja di perpustakaan.
Di saham bahkan lebih menyenangkan, karena kita tidak perlu langsung membeli 100%. Kita bisa mengetest kedalaman dengan membeli sedikit dulu, kemudian secara bertahap menambah jumlah kepemilikan ketika makin murah. Bayangkan kalau membeli paket perjalanan bisa seperti ini. Jadi setiap penurunan terhadap saham adalah berkah. Bahkan ketika kami tidak membeli, kami akan senang jika ada investor lain yang diberi kesempatan. Bahkan ada candaan dari teman, kalau kamu Balik modal, saya sudah untung sekian persen.
Setelah mendapat paket yang menurut kami sangat terjangkau, maka proses selanjutnya adalah persiapan menuju keberangkatan. Dengan membaca apa yang pernah dilakukan orang yang pernah pergi, kita jadi tahu apa yang perlu dipersiapkan. Demikian juga di investasi. Dengan membaca biografi investor besar, kita jadi tahu apa harus dilakukan. Membaca biografi bukan dengan menghapal, tapi memahami cara berpikir mereka.
Dengan memahami cara berpikir Buffett, maka kita sendiri juga akan melakukan tindakan yang sama seperti Buffett. Dan akhirnya hasil yang dicapai juga akan seperti Buffett. Membuka jalan baru jelas lebih sulit dibanding melalui jalan yang sudah dilalui. Kita hanya perlu mencocokkan dengan kondisi kita. Metode ATM adalah yang terbaik. Amati, Tiru, dan Modifikasi.
Perlunya modifikasi karena kondisi tiap orang akan berbeda. Latar belakang, lokasi, jaman, selalu berbeda antara tiap orang. Contoh misalnya pengurusan visa, kalau pakai e-paspor, jadi lebih gampang. Kami sendiri memilih tetap mengurus visa karena paspor masih lama. Tapi akhirnya belajar, biaya dan waktu mengurus visa ternyata lebih besar dibanding jika mengganti menjadi e-paspor.
Jadi antara rencana, dan kegiatan mewujudkan rencana jelas akan ada perbedaan. Karena dalam rencana, kita jarang menambahkan kondisi dari sudut pandang orang lain. Yang kita bayangkan adalah kondisi kalau berjalan normal. Dalam berinvestasi juga sepertinya sama. Banyak yang mencari metode ideal untuk menebak arah pasar. Sayangnya tidak akan ada kisah ideal untuk itu. Karena melibatkan banyak orang dengan berbagai kondisi. Semakin banyak yang terlibat, semakin besar batas toleransi kita dalam menilai hasil yang ingin dicapai.
Misalnya juga, dalam persiapan liburan ini, kami juga mengurus pergantian internet di rumah. Gambarannya adalah sebelum berangkat, koneksi sudah aktif. Ternyata sampai balik dari Jepang, proses masih di administrasi. Ini adalah contoh kegiatan ekonomi yang tertunda. Kalau kondisi ini terjadi di banyak pelanggan, jelas analisa bisnis akan mengalami perubahan juga. Misalnya yang tadinya akan terwujud di 2018, mungkin akan tertunda ke 2019.
Kondisi inilah yang membuat prediksi bisa menjadi telat. Tinggal sikap kita bagaimana. Apakah kita bertahan sampai prediksi terjadi, atau berhenti menjalankan.
Batas toleransi terhadap kondisi inilah yang kadang jadi pembeda. Kami sendiri akan berusaha menerima realita yang terjadi, kemudian mengantisipasi langkah berikutnya.
Kami tidak membatalkan liburan hanya karena ada masalah dalam mengurus visa, masalah ini itu, atau membatalkan pemasangan Internet hanya karena ada penundaan. Ini karena kami menyadari ada solusi yang bisa dijalankan, dan kami menjalankan solusi itu.
Sedangkan dalam berinvestasi di perusahaan yang sudah kita percayai, kita tahu manajemen punya kapasitas untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Jika tidak, memang saatnya untuk pindah kapal. Dalam berinvestasi, tidak bijak untuk ikut tenggelam bersama kapal perusahaan.
Selalu ingat, jika sebuah masalah bisa diselesaikan, marah tidak ada gunanya. Jika sebuah masalah tidak bisa diselesaikan, marah juga tidak ada gunanya.
Oh ya, beradaptasi juga terjadi dalam penerbangan yang diambil. Dimana karena perubahan kondisi, maskapai membatalkan rencana semula, dan menawarkan beberapa solusi. Dari refund, memajukan penerbangan, atau mengganti lokasi penerbangan. Proses paling gampang adalah batal, dan hidup dengan kondisi semula. Yang kami pilih adalah tetap berangkat, dan beradaptasi dengan perubahan yang ada dengan mengganti lokasi terbang.
Karena keputusan maju inilah, maka hasil dari Jepang ada. Demikian juga keputusan untuk maju dalam berinvestasi, apapun masalah yang muncul, yang kami yakini bisa diselesaikan, maka hasilnya juga akan kami nikmati.
Kita bebas menentukan langkah yang diambil, tapi kita akan bertanggung jawab akan hasil yang diterima. Lihat gambaran ke depan, seperti apa hidup yang kita inginkan, kemudian wujudkanlah. Jangan hanya menghayal saja suatu hari akan jadi orang kaya tanpa tindakan menuju ke sana.