Mencapai Pantai Seberang

  • Save

Mencapai Pantai Seberang

Dalam teks kuno, mencapai pantai seberang diartikan telah mencapai tujuan terbaik. Dan dalam berinvestasi, mencapai tujuan terbaik adalah kebebasan finansial. Berapapun angka yang ingin kita capai. Orang yang setiap bulan pengeluarannya 10 juta membutuhkan setidaknya 4 milyar, dan orang yang setiap bulan pengeluarannya 20 juta membutuhkan setidaknya 8 milyar. Angka ini cuma contoh, silakan dihitung lebih detil untuk kepastiannya.

Jadi kita semua diandaikan berada di 1 sisi pantai, dengan segala macam kegiatannya. Tujuan kita adalah menyeberang ke seberang. Artinya ada yang harus kita lakukan untuk bergerak dari sebuah titik ke titik lain. Tidak mungkin kita tetap melakukan kegiatan yang sama seperti biasanya, dan berharap tiba-tiba sudah mencapai tujuan. Tidak ada yang gratis di dunia ini, kita bisa naik ke kapal, dan tiba-tiba saja kapalnya membawa kita menyeberang.

Dan karena tidak gratis, kita harus memilih, bayar sekarang dan kemudian menikmati kemudian, atau menikmati hidup sekarang dan membayar kemudian. Membayar sekarang artinya menggunakan sumber daya kita untuk menyeberang. Menikmati sekarang artinya kita menggunakan sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat kapal untuk kesenangan saat ini.

Menggunakan sumber daya untuk membangun kapal bukan berarti secara drastis menggunakan semua kondisi dan kegiatan lama. Beruntunglah jika kita bisa dengan cepat membuat kapalnya, tapi tidak semua punya kemampuan jenius, punya fisik yang bisa menghasilkan banyak, punya harta warisan, atau apapun itu untuk mempercepat proses menyeberang ini. Jadi idealnya adalah sedikit demi sedikit. Sehari cukup 5% energi digunakan untuk hal baru yang baik. Bisa juga 10 menit waktu yang dipakai.

menggunakan 10 jam untuk membaca, kita juga OK kalau bisa 10 menit. Hasil yang dicapai memang tidak akan seperti Buffett, tapi minimal ada kemajuan yang lebih baik dibanding kondisi kemarin. Ini seperti mau naik kapal ferry yang pelan atau kapal jet yang cepat. Semua tergantung kita sendiri. Yang penting senyaman mungkin.

Biasanya kita mengecek hasil melalui bentuk fisik, apakah rumah lebih besar, kendaraan lebih banyak, rekening bank lebih gendut, tapi dalam menyeberang, secara mentallah yang diutamakan. Apakah kita menjadi lebih berkecukupan, menjadi lebih disiplin, lebih rela bekerja keras, lebih sabar, lebih giat berlatih, dan lebih mampu melihat sesuatu dengan logika. Untuk detilnya bisa membaca artikel berikut :

Berkecukupan – Part 1 : https://saham-indonesia.com/2015/12/6-perfection-part-1/
Disiplin – Part 2 : https://saham-indonesia.com/2015/12/6-perfection-part-2/
Kerja Keras – Part 3 : https://saham-indonesia.com/2015/12/6-perfection-part-3/
Kesabaran – Part 4 : https://saham-indonesia.com/2015/12/6-perfection-part-4/
Latihan – Part 5 : https://saham-indonesia.com/2015/12/6-perfection-part-5/
Akal Sehat – Part 6 : https://saham-indonesia.com/2015/12/6-perfection-part-6/

Masih banyak dari dalam kita yang akan berubah jika kita semakin jauh perjalanannya. Perubahan setiap hari tidaklah besar, kita tidak langsung menjadi ahli dalam mengemudi kapal. Bahkan di awal kita mungkin akan mengalami banyak masalah, terutama dalam hal mengemudi kapal. Artinya kita mungkin akan susah dalam menjaga diri. Dan ketika ombak datang, mungkin kita akan menjadi panik. Tapi semakin berpengalaman, kita akan lebih tenang menghadapi ombak. Jadi dalam berlaut, adalah tidak mungkin berharap tidak adanya ombak, tapi kita bisa mengendalikan diri dalam menghadapi ombak yang muncul. Sama seperti dalam berinvestasi, kita tidak mungkin berharap setiap hari adalah hari baik untuk bertransaksi, tapi kita bisa menjaga sikap kita dalam menghadapi hari yang buruk.

Selalu ingat Roma tidak dibangun dalam sehari. Artinya progres kita tidaklah dalam sekejap sampai di tujuan, kecuali ada pintu ke mana saja dari Doraemon. Dan dalam perjalanan, kita akan banyak melihat peta lagi, melihat kompas, apakah masih on track atau perlu merubah arah.

Hasil dari latihan dan peningkatan diri ini bisa terlihat dari cara kita menghadapi kondisi yang terjadi. Apakah kita masih takut melihat situasi buruk terjadi di aset kita, atau apakah kita merasa akan ketinggalan jika tidak segera membeli. Apakah kita bisa mengerem keinginan untuk menambah kecepatan berinvestasi melalui hal yang tidak kita pahami seperti kata Buffett yang harus menjaga lingkaran kompetensi kita. Apakah kita mampu lolos dari kondisi seperti marshmallow experiment (silakan lihat youtube untuk ini), dan apakah kita tetap bisa rasional dalam kondisi tidak normal.

Banyak yang tidak siap untuk memulai perjalanan mempersiapkan kebebasan finansial. Bagaimana bisa menyisihkan sedikit aset untuk dana pensiun, bahkan hasil kerja saja tidak bersisa setiap bulan. Kami berusaha menanamkan ke diri, jika kita tidak siap untuk menyisihkan sedikit aset ketika masih ada penghasilan, bagaimana ketika tiba-tiba penghasilan kita hilang? Bukankah saat itu kita tetap butuh dana untuk pengeluaran sehari-hari.

Berapapun sedikitnya kita memulai, pada akhirnya perjalan 1000 mil dimulai dari langkah pertama. Tidak perlu langsung memutuskan apapun dari artikel ini, coba direnungkan dulu, apa saja harapan bertahun-tahun ke depan. Kehidupan seperti apa yang kita inginkan. Lihat orang-orang yang duluan menjalankannya, apakah itu yang akan menjadi tujuan kita. Jika tidak, kita selalu punya pilihan untuk memutar arah kapal.

Dan dalam melakukan perjalanan ini, 2 jenis orang yang akan menjadi sangat penting, patner yang menemani kita, dan mentor yang membimbing kita. Patner adalah yang akan bersama menjalankan, idealnya adalah pasangan kita, bisa juga keluarga, atau teman. Kemudian mentor, adalah yang sudah di depan kita, yang berdasarkan pengalaman dia bisa dibagikan ke kita untuk dijalankan.

Pelajari metodenya, kemudian lakukan metode ATM, amati tiru dan modifikasi sesuai kondisi kita sendiri. Dengan inilah kita pada akhirnya akan mencapai pantai seberang. Dan tidak perlu kuatir kapan kita akan tiba. Ada yang butuh 10 tahun, ada yang 20 tahun, ada yang bahkan seumur hidup masih melakukan perjalanan. Ada yang memulai di usia 20, ada yang di usia 40, dan ada yang di usia 60. Apapun itu, selalu nikmati prosesnya, karena pada akhirnya, semua hanyalah pengalaman hidup.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link