


Meniru Yang Di Depan
Ketika memulai berinvestasi, atau apapun itu, kita pasti mencari mentor. Hampir tidak ada yang jenius langsung bisa sendiri. Karena itu, supaya bisa menghemat waktu dan sumber daya, maka siapa yang seharusnya kita ikuti.
Jaman sekarang banyak sekali informasi yang ada. Mana yang paling bisa diikuti. Bagi kami yang paling aman adalah mengikuti yang paling berhasil. Jika ada orang terbaik yang berada di ranking teratas dari daftar independent, bukan klaim orangnya sendiri, mengapa harus mengikuti metode lain yang belum teruji.
Dan kalau kita melihat ranking Forbes, maka di bidang investasi yang paling menonjol adalah Warren Buffett. Ada orang lain di daftar sana, misalnya Jeff Bezos dan Bill Gates yang merupakan pemilik perusahaan IT. Untuk dua ini kami sadar bahwa secara ilmu kami tidak akan pernah bisa mencapai level seperti kedua orang itu. Atau seperti William Tanuwijaya yang memulai Tokopedia atau Nadiem yang memulai Gojek.
Satu-satunya yang bisa kami tiru di daftar itu adalah Warren Buffett, karena karir investasi bisa dilakukan setiap orang dengan berbagai latar belakang. Ini bisa dicek di berbagai sumber bahwa ada banyak orang dengan latar belakang yang berbeda yang mencapai level berhasil di pasar modal.
Dan hanya Buffett yang menonjol, seakan-akan cuma satu yang berhasil adalah karena Buffett memulai karir ini sejak usia muda di 11 tahun. Kemudian mengambil jurusan bisnis dan berguru pada orang paling tepat di dunia saham saat itu, Benjamin Graham. Ketika semua orang berpikir investasi adalah judi dan mengandalkan keberuntungan atau informasi orang dalam, Graham menunjukkan metode yang berbeda.
Metode yang diikuti Buffett dan kemudian dikembangkan setelah bertemu banyak investor lain, salah satu yang menjadi patnernya adalah Charlie Munger.
Kemudian Buffett berinvestasi dalam waktu lama, di mana tidak ada satupun yang mendekati umur karir Buffett. Mendekati 90 tahun dan terus maju. Rata-rata berhenti ketika mencapai kebebasan finansial. Ini yang membuat hasil Buffett terus berlipat karena kekuatan bunga majemuk.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan jika kita berniat mengikuti Warren Buffett, antara lain :
Buffett sudah mengatakan dia cuma bisa memberi tahu metode menjadi kaya dari saham dengan cara yang lambat. Jadi bukan untuk orang yang butuh uang banyak dengan segera.
Kemudian untuk belajar dari Buffett yang hanya bisa melalui video dan buku, jelas kita butuh usaha lebih dibanding Buffett yang bisa bertemu Graham selama bertahun-tahun.
Kemudian sepanjang karir berinvestasi Buffett, portofolio saham dia pernah anjlok 50% lebih sebanyak 3 kali. Artinya harta dia menyusut setengahnya pada waktu tertentu, yaitu ketika krisis finansial terjadi. Jika kita mengikuti langkah Buffett, maka kemungkinan besar kita juga akan menghadapi situasi yang sama. Situasi yang belum tentu bisa diterima semua orang.
Dan selama proses bertahun-tahun berjalan di jalur ini, kita harus fokus pada tujuan kita dan mengabaikan hal yang tidak berhubungan atau malah menghambat perjalanan kita. Misalnya ketika portofolio menyusut, kemudian kebutuhan mendadak muncul, atau komentar miring dari yang tidak percaya jalan ini. Atau tiba-tiba ada yang mempromosikan metode yang katanya bisa kaya raya dengan cepat dan gampang. Apakah kita akan tetap di jalan kura-kura, atau berusaha melompat seperti kelinci?
Tahun-tahun awal pasti akan sangat lambat. Karena kita perlu belajar dari nol, atau malah harus membuang kebiasaan lama yang tidak sesuai dengan gaya investasi Buffett. Dan kekuatan dana kita pasti masih kecil.
Misalnya jika kita memulai dengan 10 juta, keuntungan 20% setahun baru menghasilkan 2 juta. Tiket PP ke Singapore saja sudah habis. Tapi kalau kita yakin dengan jalan yang ditempuh, konsisten menabung membangun kebun uang, bukan 1 pohon uang seperti bahasan artikel kami sebelumnya, maka ketika mencapai level 100 juta, keuntungan 20% setahun sudah menjadi 20 juta. Cukup untuk PP ke Jepang.
Dan kalau kita berkembang terus, suatu hari dengan 1 milyar dengan keuntungan 20% setahun sudah setara 200 juta. Apakah cukup? Balik lagi ke tujuan kita berinvestasi.
Jika tujuannya adalah pensiun dengan tenang, sepertinya modal 1 milyar belum cukup. Karena belum mencapai tujuan, adalah lebih bijak jika kita tetap hidup hemat memperbesar aset. Jika dana kelolaan 10 milyar, keuntungan 20% setahun setara dengan 2 milyar. Angka yang seharusnya cukup untuk pensiun. Dan kelebihannya bisa dilipat gandakan lagi di investasi. Inilah kekuatan bunga majemuk yang membuat yang kaya makin kaya.
Sebagai informasi, 14 milyar atau 1 juta dollar itu akan membuat kita berada di golongan 1% orang paling kaya di dunia. Level yang menurut kami sudah bisa pensiun dari pekerjaan wajib, dengan catatan pengeluaran kita adalah seperti yang biasa kita lakukan.
Kalau mulai pensiun langsung membeli pulau, kapal pesiar, jelas akan langsung balik ke nol lagi. Tapi kebiasaan yang dibangun bertahun-tahun seharusnya sudah menjadi sifat alami kita.
Sedangkan karir investasi kita? Seharusnya bisa tetap lanjut. Buktinya Buffett terus melaju di usia 89 dan Charlie Munger bahkan masih kuat di usia 95.
Tinggal tanya ke kita, apakah kita bisa panjang umur. Dan panjang umur dengan aset yang cukup barulah bisa mandiri di hari tua tanpa bergantung pada yang lain.
Untuk bahan pemikiran, bisa dibaca artikel berikut ini.
https://bit.ly/2SJJ04w
https://bit.ly/2N3aA7x
Kalau kita meniru seseorang, belum tentu akan sama hasilnya, tapi minimal akan ada hasilnya dibanding tidak sama sekali. Grafik perkembangan aset kami juga memperlihatkan kondisi yang sama. Karena itulah kami meyakini jalan ini.