Pentingnya Menanam Kebun Uang

  • Save

 

Pentingnya Menanam Kebun Uang

Di beberapa artikel sebelumnya kami berbagi tentang menanam pohon uang vs kebun uang. Pohon uang adalah contoh bagaimana kita memiliki satu pohon uang, ketika kita membutuhkan uang, tinggal menggoyang pohonnya maka uang akan jatuh. Sedangkan kebun uang adalah skala besar dari pohon uang.

Dengan kata lain, dalam pohon uang, kita memiliki sebuah aset atau modal yang menghasilkan uang bagi kita, tapi tidak kita perbesar.

Kita akan memakai contoh perhitungan sederhana. Semua angka dan perhitungan yang ada sudah dibulatkan sehingga bisa dibayangkan dengan gampang, karena tujuannya adalah memberikan pemahaman bagi yang membaca.

Kita memakai 100 juta per tahun sebagai biaya hidup. Atau sekitar 8 juta per bulan. Bukan angka yang besar untuk ukuran Jakarta saat ini, tapi lumayan untuk yang di daerah. Jadi kita bisa asumsikan yang memiliki pengeluaran ini adalah keluarga kecil yang kebutuhan sehari-harinya terpenuhi.

Jika pengeluaran kita setahun adalah 100 juta, dan kita berbicara konsep pohon uang, maka kita harus memiliki sebuah pohon uang yang bisa menghasilkan 100 juta per tahun untuk kita.

Jika kita andaikan aset ini adalah investasi di saham dengan return konsisten 20% per tahun, maka modal untuk menghasilkan 100 juta adalah sekitar 500 juta. Mungkin ada yang bisa menghasilkan lebih besar dari 20%, atau mungkin ada yang punya modal lebih besar sehingga hasil setahun tidak perlu 20%. Tapi kita memakai Contoh sederhana.

Dan return 20% setahun secara konsisten ini juga sudah harus termasuk ketika bursa saham anjlok di masa krisis. Jika risiko aset menyusut ini susah diterima, berarti kita harus masuk ke produk investasi yang lebih kecil risikonya, misalnya obligasi negara, deposito, atau sewa properti. Tapi risiko kecil maka persen hasil juga kecil, sehingga modal harus besar sekali. Yang artinya bukan pohon uang lagi, tapi kebun uang yang bisa membeli banyak properti yang bisa menghasilkan uang sewa, atau modal besar yang bisa menghasilkan 100 juta dengan bunga yang kecil.

Asumsikan kita tahun ini menghasilkan 100 juta pas untuk bisa menutupi pengeluaran kita. Tapi dengan inflasi yang kita asumsikan 5% setahun, maka tahun depan pengeluaran kita sudah naik menjadi 105 juta. Artinya kita harus menghasilkan sebanyak itu atau sekitar 21% dari modal. Naik 1%.

Jika ini berlanjut sampai 15 tahun ke depan, dengan inflasi konsisten sebesar 5%, maka pengeluaran kita akan menjadi sekitar 200 juta per tahun, ini dihitung secara cepat dengan aturan 72. Artinya 72 bagi angka, dalam hal ini 5, akan menghasilkan 14.4, yang dibulatkan menjadi 15. Artinya dalam 15 tahun angka 100 juta akan menjadi double.

Dengan pengeluaran 200 juta, dan modal tetap sama 500 juta, karena diasumsikan kita konsisten mencairkan yang ada, maka kita harus mencari profit 40% per tahun supaya kita tetap bisa mempertahankan gaya hidup sekarang untuk 15 tahun ke depan.

Jika mencari 20% setahun masih terjangkau, kami merasa mencari profit 40% setahun akan lebih sulit bagi sebagian besar investor. Mungkin ada yang bisa, tapi mayoritas investor akan menjadi investor rata-rata. Ini logis, karena mayoritas investor akan memperlakukan investasi sebagai kegiatan sampingan, yang berarti bukan pekerjaan utama. Bukan pekerjaan utama maka hasil juga hanya berada di angka rata-rata.

Kalau ini berlanjut terus, silakan dihitung. 15 tahun ke depan, berarti kalau yang memulai di usia 40 tahun, akan mendekati usia pensiun. Jika modal cukup untuk melakukan transaksi dengan hasil 40%, apakah secara mental akan bisa. Semakin tua, mungkin jam terbang berinvestasi bertambah, tapi apakah mental bisa menghadapi datangnya tahun yang mungkin membuat modal turun 30-40%.

Jika usia lebih muda, berarti nanti di usia pensiun, pengeluaran yang naik karena inflasi jelas lebih besar lagi. Apakah kita bisa menjamin pohon uang kita cukup untuk pengeluaran kita?

Katakanlah kita berusaha benar-benar tidak mau mengalami penurunan aset karena berinvestasi. Kita rajin bekerja dan berharap diganjar kenaikan gaji setiap tahun. Kondisi aman yang akan berujung buruk sekali. Karena tidak mungkin perusahaan akan terus mempekerjakan kita. Akan ada yang lebih muda, lebih pintar, lebih gesit, lebih bertenaga, lebih banyak gelar, dan yang bersedia dibayar lebih murah akan menggantikan kita. Pada saat itu, penghasilan kita akan menjadi 0. Setelah menjadi 0, bagaimana kita menyambung hidup kita?

Balik lagi ke kondisi di atas. Inilah pentingnya kita menanam pohon uang. Modal yang cukup besar sehingga jika dimasukkan ke aset yang cukup aman, tetap akan bisa menghasilkan uang untuk mencukupi pengeluaran kita.

Apapun yang terjadi, sedia payung sebelum hujan adalah yang terbaik. Winter is coming, atau masa adalah hal yang sangat pasti.

100 juta sendiri adalah contoh. Tinggal sesuaikan dengan latar belakang masing-masing. Misalnya pengeluaran 1 milyar untuk sekarang, maka 15 tahun lagi adalah 2 milyar.

Dan menanam pohon supaya menjadi kebun butuh waktu dan proses. Jadi semua hasil yang nanti kita capai bukan langsung terjadi. Sedikit demi sedikit menjadi bukit.

Dengan pemahaman inilah makanya Saham-Indonesia selalu konsisten dengan moto invest long, prosper and be happy.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link