


50-50
Kita berinvestasi tujuannya untuk mempersiapkan kondisi buruk terjadi pada kita, di mana kita tidak bisa menghasilkan lagi atau ada pengeluaran mendadak. Seperti binatang yang mengumpulkan makanan untuk persiapan musim dingin. Kita boleh saja memiih untuk tidak menabung, tapi ini berarti meningkatkan risiko finansial kita di kemudian hari. Kesehatan menurun, tenaga berkurang, keahlian sudah kuno, semua adalah masalah yang hampir pasti akan kita alami. Padahal kesehatan, tenaga, dan keahlian adalah aset utama kita untuk menghasilkan uang.
Apa jadinya jika kemampuan menghasilkan uang hilang? Apakah kita telah mempersiapkan diri untuk saat itu tiba? Atau rencana kita adalah menjalankan hidup tanpa rencana apapun? Itu adalah pilihan hidup. Dan kami sendiri memilih jalur yang mempersiapkan masa pensiun. Persiapan ini butuh waktu, usaha, pengalaman, dan segala sumber daya selama kita masih bisa aktif menghasilkan.
Ada 2 cara dalam mendapatkan cadangan finansial demi masa sulit. Satunya adalah kita berharap mendapat rejeki besar, misalnya undian berhadiah, warisan, atau apapun itu, yang sepertinya sulit terwujud. Kami memilih tidak menempuh jalur itu, kalaupun nanti itu didapatkan, anggap saja bonus. Seperti cerita petani yang hanya karena mendapatkan kelinci yang mati karena menabrak batu di tepi sawahnya, kemudian memutuskan pensiun dan menunggu kelinci berikutnya menabrak batu. Kita tidak akan tahu kapan akan terjadi lagi.
Cara kedua adalah bekerja keras dan menabung penghasilan kita. Menabung sendiri banyak alokasinya. Pilihan kami sendiri adalah di saham perusahaan terbaik. Mengenai metode menabung, ada di artikel-artikel kami sebelumnya. Untuk kali ini kami akan membahas berapa banyak yang ditabung. Menabung sendiri adalah konsep bayar sekarang menikmati kemudian hari. Dan target kita adalah mengalahkan kenaikan inflasi.
Sebagai panduan awal berapa banyak yang harus kita tabung, bisa dicek di video berikut ini.
https://youtu.be/20rMBoMK9j0
Dalam video dibahas tentang rencana pensiun di umur 35 tahun. Mengenai metode yang dipakai, silakan ditonton. Beberapa poin yang ingin kami bahas adalah, walau rencana pensiun di usia muda, mereka melakukan proses ini selama 10 tahun. Dan yang paling penting adalah mereka konsisten menabung setiap bulan sebesar 65-70% pendapatannya. Apakah kita sendiri bisa seperti ini? Dengan 65% saja tujuan finansial mereka direncanakan akan dicapai dalam waktu 10 tahun. Jika kita menabung lebih sedikit dari itu, seharusnya waktu yang diperlukan juga lebih panjang, kecuali kita yakin hasil investasi kita bisa lebih besar.
Jadi ada beberapa pertimbangan dalam menabung di investasi. Yang paling penting adalah menentukan seberapa besar kebutuhan kita nantinya. Dan dari pemikiran ini, kami merasa angka 50% pendapatan ditabung adalah paling ideal. Artinya kita hanya menghabiskan 50% yang kita hasilkan. Logikanya, jika kita menabung sama jumlahnya dengan pengeluaran kita saat ini, di instrumen yang hasilnya lebih besar dibanding inflasi, maka ketika masa pensiun tiba, kita akan mendapat hasil yang cukup untuk membiayai kita. Dengan catatan pengeluaran kita tidak bertambah banyak.
Berapa lama kita harus menabung. Kalau dari riset, adalah untuk masa hidup 25 tahun. Ini dengan aturan 4%. Artinya kita berhenti menabung setelah mengumpulkan dana untuk bertahan hidup selama 25 tahun hanya dengan bunga dari dana tersebut. Tapi ini juga angka panduan saja. Kalau kita mencapai titik 25 tahun ini di usia 35 tahun seperti di video, apakah dengan asumsi ini, kita cuma berharap hidup sampai 60 tahun? Jelas tidak. Apalagi teknologi kesehatan makin maju. Jika kita berharap hidup sangat lama, maka kita harus mempersiapkan sumber daya untuk itu. Sama seperti jika kita merencanakan perjalanan Jakarta-Surabaya. Tentu kita mempersiapkan semua yang diperlukan untuk mencapai Surabaya, bukan hanya di Cirebon atau Semarang saja, dan berharap ada keajaiban datang.
Kita juga harus menganalisa, 50-50 ini jelas tidak rasional ketika kita baru memulai. Apalagi gaji di awal karir sedikit, sehingga mungkin 100% kita gunakan untuk kebutuhan kita. Yang perlu diingat adalah semakin bertambah usia, pengalaman kerja kita semakin banyak, penghasilan semakin tinggi, maka kita akan mampu menabung lebih banyak, pertanyaannya apakah kita mau? Atau maunya hidup foya-foya di depan bersusah-susah di masa tua? Godaan untuk menghabiskan dana yang ada di depan mata pasti besar. karena itulah kita perlu mengembangkan kebiasaan menabung sejak dini.Jika dianggap menabung di pasar modal berisiko, kita bisa mulai dari reksadana, atau malah dari deposito dulu. Intinya, terus bergerak maju sesuai tujuan akhir kita dengan kecepatan berapapun.
Dan kami sendiri, mungkin tidak akan pernah benar-benar 100% berhenti di bidang finansial. Karena jika kita memiliki kemampuan menghasilkan dana kebutuhan untuk 25 tahun, bukankah kita tinggal mengulangi metode ini dan semakin menguasai metodenya. Dan kita bisa juga melakukan dengan lebih pelan, yang penting dana terus berkembang. Apakah ini artinya kita tidak akan pernah merasa cukup?
Merasa cukup ini bagi kami adalah kuncinya kita bisa melihat jauh ke depan. Jadi merasa berkecukupan ini sudah harus ada di awal. Kalau tidak merasa cukup, bagaimana bisa mulai menabung? Tapi dengan finansial yang semakin kuat, kita bisa berkontribusi semakin banyak kepada dunia. Apapun bidang kita. Misalnya kalau di pasar modal, kita bisa mengajarkan metode ini ke lebih banyak orang. Atau bidang pendidikan dengan membangun sekolah. Bidang properti dengan membangun perumahan murah untuk banyak orang. Intinya, apapun masalah dunia, kita ada di bagian yang membantu mengurangi, bukan di bagian yang menambah masalah.
Balik ke menabung 50-50. Jika kita terus berkomitmen menghasilkan lebih, maka kita akan memiliki kemampuan menabung lebih besar. Misalnya ketika penghasilan 5 juta per bulan, mungkin kita cuma bisa menabung 100 ribu, artinya itu cuma 2% penghasilan kita. Kalau penghasilan kita naik ke 10 juta, maka yang kita tabung bukan lagi 100 ribu atau 1%, tapi bisa jadi 1 juta, alias 10%. Ini kalau kita tetap mempertahankan komitmen kita di awal. Mengembangkan aset demi masa sulit. Kalau tidak, mungkin kita akan menghabiskan semuanya karena merasa bulan depan pasti akan ada lagi 10 juta. Apalagi kalau sudah mulai berpikir dengan penghasilan 10 juta, maka kita mencari pinjaman untuk membiayai kehidupan kita saat ini.
Meminjam karena motivasi demikian adalah buruk menurut kami. Karena kita mengambil dari masa depan kita dan dikenakan bunga atas porsi yang diambil. Kebalikan dari menabung di investasi, kita meletakkan fondasi di masa depan dengan mendapat bunga dari porsi yang ditabung. Tidak perlu alih matematika untuk berhitung, mana yang akan berguna nantinya. Pemikiran lain, menabung di investasi belum tentu menghasilkan. Ini juga benar, tapi tidak menabung sudah pasti tidak menghasilkan.
Lagipula dengan bertambahnya penghasilan kita, kita akan punya kesempatan masuk ke dunia dan sumber daya mengenai ilmu finansial, relasi dengan orang-orang lebih baik, yang nantinya akan membantu perkembangan kita lagi. Dengan penghasilan 5 juta, kita mungkin tidak akan rela membayar 1 juta untuk belajar tapi dengan penghasilan 10 juta, kita mungkin punya kesempatan untuk itu, asal kita mau. Apalagi kalau penghasilan kita terus meningkat. Selalu ingat saja, penghasilan meningkat, berarti tanggun jawab juga naik. Jadi hak dan kewajiban selalu berjalan bersamaan. Dan ini juga sama di bidang investasi. Semakin besar yang kita incar, berarti kita sendiri juga harus punya kapasitas untuk itu.
Terakhir, apapun angka yang kita pelajari, jadikan itu pedoman yang kemudian sesuaikan dengan latar belakang kita. Setelah beberapa waktu, yang kita pelajari akan menjadi bagian kita, dan menjadi fondasi untuk mendapat informasi baru lagi.
Artikel di web ini juga membahas konsep yang sama. https://www.thebalance.com/the-incredible-power-of-saving-50-percent-453969