


Sederhana Tapi Tidak Mudah
Jika kita memikirkan apa tujuan kita berinvestasi, sudah pasti adalah menggunakan segala cara untuk meningkatkan aset kita, makanya disebut pasar modal, bukan pasar modar di mana aset kita menyusut terus. Karena inilah kita harus mencari metode yang bisa secara konsisten memberi kita keuntungan.
Dalam artikel ini kita bagi 2, yaitu bagian metode yang sederhana, dan bagian kedua yang susah. Untuk metodenya, adalah sangat sederhana. Di awal kita telah menyaring sekelompok perusahaan terbaik yang menurut kita akan bertahan sangat lama di bursa.
Langkah selanjutnya gampang. Kita menunggu kondisi luar membuat investor menilai perusahaan ini dengan harga tidak masuk akal. Jika harga terlalu murah, kita mengambil posisi membeli. Jika harga terlalu mahal, kita mengambil posisi menjual.
Metode lebih detil bisa dicek di sini :
30-50-70 : https://saham-indonesia.com/2019/01/30-50-70/
Kalau kita memakai metode di atas, dengan contoh saham TLKM, maka diskon 30% ada di angka 3388. Kita bisa membulatkan ke 3400. Artinya di bawah 3400 adalah kesempatan membeli. Dari grafik, akan terlihat kesempatan selama beberapa minggu peluang muncul.
Setelah mengumpulkan, maka tugas kita adalah menunggu. Terserah menunggu kapan perusahaan telkom dihargai super mahal, atau menunggu terus alias tidak menjual lagi karena yakin perusahaan ini akan berkembang terus.
Dan jika cara ini sederhana sehingga mudah dimengerti, maka kita bisa terus mengulangi di saham lain. Terus melakukan sampai kita melewati tujuan berinvestasi kita.
Metode di atas hanya garis besar. Bagaimana penerapan semua kembali ke style masing-masing.
Sekarang kita masuk ke bagian kedua. Yaitu bagian tidak mudahnya. Bagian pertama itu mudah karena semua terjadi di luar kita, kita tidak ada kontrol sehingga kita hanya menunggu. Bagian kedua yang tidak mudah, karena semua terjadi di dalam kita.
Banyak yang bisa dibayangkan di pikiran kita dan belum tentu terjadi, sehingga itu menguras energi dan waktu kita. Alias over thinking.
Salah satunya adalah jika metode ini sederhana, mengapa kita susah mengulangi sampai mencapai tujuan berinvestasi kita? Ini sebabnya karena selalu ada rasa tidak cukup dalam diri kita sehingga berapapun yang kita dapatkan, kita selalu ingin lebih.
Menginginkan lebih boleh dibilang adalah kebiasaan yang sudah kita latih bahkan sejak masih di kandungan. Karena ini berhubungan dengan jiwa bertahan hidup kita. Kalau kurang, kondisi ini nantinya akan membahayakan kelangsungan hidup kita. Tapi dalam hal ini, semua materi yang kita kumpulkan hanyalah hasil dari apa yang kita lakukan. Cara pandang merasa cukup akan membuat kita bisa tenang secara konsisten melakukan apa yang sudah kita lakukan berkali-kali. Dan semakin sering dilakukan, kita akan semakin mahir.
Makanya semua yang ada di puncak Forbes adalah yang konsisten melakukan apa keahlian mereka selama bertahun-tahun. Tidak ada yang lompat kodok terus dan tahu-tahu mendarat di istana. Cara kerjanya bukan demikian.
Kemudian untuk menunggu saham kita turun sampai target baru kemudian membeli, apakah kita punya kesabaran untuk itu. Kesabaran ini sendiri berhubungan erat dengan rasa berkecukupan. Tanpa rasa cukup kita tidak mungkin bisa sabar. Dalam contoh ini, apakah kita punya kesabaran menunggu TLKM di bawah 3400. Setahun mungkin belum terjadi. Dan jika terjadi, mungkin cuma sebentar.
Ini ciri-ciri perusahaan bagus yang mengalami tekanan. Karena bagus, penurunan ini cuma sementara karena selalu ada yang berpikir ini sudah murah, kemudian mulai membeli. Jika perusahaan incaran kita mengalami penurunan dalam waktu lama, ini juga bagus. Kita bisa dengan tenang mengumpulkan lebih banyak lagi.
Kemudian setelah membeli, apakah kita cukup sabar menunggu moment menjual. Atau detik setelah membeli kita sudah berpikir mau jual di berapa. Atau ketika sudah +10% kita sudah berpikir untuk cut profit. Ingat saja, terbiasa menjual ketika +10%, kita tidak akan punya kesempatan melihat +20%. Dan selanjutnya, silakan diteruskan.
Kalau kita melihat grafik, gampang kita menunjuk data sejarah masa lalu. Tapi kalau masa depan, semua serba tidak pasti. Ini yang akan menguji kita. Bagaimana kalau setelah menjual, sahamnya naik terus. Bagaimana kalau tidak menjual, sahamnya balik arah dan kita rugi waktu.
Sampai kita memahami diri kita sendiri, pertanyaan tentang ketidak pastian selalu akan muncul. Karena itulah Peter Lynch menulis, keberhasilan kita di bursa bukan karena dari luar, tapi kita sendirilah sebagai investor yang menentukan.
Kalau selama proses mengumpulkan aset di bursa saham, kita lebih sedikit melihat pasar dan lebih banyak melihat ke dalam diri kita, kami rasa hasil yang kita capai mungkin akan lebih baik.