


Saham ini Boleh Dibeli Tidak
Pertanyaan paling banyak kedua yang sering ditanyakan adalah apakah saham ABCD ini boleh dibeli atau tidak. Pertanyaan paling sering adalah mau beli saham apa. Pertanyaan yang mirip, satunya belum tahu mau beli apa, dan yang kedua sudah ada pilihan, tapi ragu. Apa yang membuat keraguan, biasanya adalah karena ketakutan setelah membeli harga akan turun. Jadi setelah membeli, biasanya investor ingin harga pembeliannya adalah yang terendah, dan tidak lama kemudian harga saham sudah harus naik. Untuk pertanyaan ini, sudah pasti tidak ada jawaban pasti. Jadi pertanyaan karena ingin tahu apakah harga beli sudah pas atau belum tidak mungkin ada jawabannya.
Bagaimana mungkin kita bisa memastikan bahwa harga pembelian kita adalah yang terendah. Kita tidak bisa memaksa ribuan investor lain untuk membeli saham dengan harga di atas harga kita, dan sampai hari ini juga sepertinya belum ada mesin yang bisa membaca pikiran ribuan orang dalam waktu singkat sehingga bisa tahu apa yang akan dilakukan investor. Jika benar ada cara untuk 2 hal ini, sudah seharusnya orang yang menggunakan adalah investor paling berhasil di dunia. Karena apapun transaksi yang dilakukan, sudah pasti akan menghasilkan uang. Tapi semua investor besar selalu konsisten menyatakan tidak bisa menebak apa yang akan terjadi di bursa. Jadi jawaban model ini tidak ada jawabannya.
Tapi ini selalu akan menjadi dilema. Karena harga adalah informasi paling sering dan paling gampang didapatkan. Dan kita cenderung mencari metode paling gampang. Untuk detilnya bisa dibaca di buku One Up one Wall Street.
Jawaban jenis kedua yang diharapkan, apakah perusahaan ini cukup aman. Artinya setelah membeli, tidak ada masalah besar yang terjadi. Jawaban ini juga butuh penjelasan yang lumayan panjang. Intinya ada kekuatiran bahwa perusahaan yang dibeli salah, sehingga menyebabkan kinerja investasi tidak maksimal. Berarti kita harus menemukan perusahaan yang cocok di harga yang pas. Kita dalam hal ini adalah masing-masing investor. Kita tidak bisa menyerahkan nasib investasi pada orang lain.
Beberapa alasan adalah :
1. Kita tidak bisa begitu saja mempercayai orang lain untuk masalah uang
2. Kalaupun orangnya bisa dipercaya analisanya, kita tidak tahu kapan situasi perusahaan berubah
3. Kalau berubah, bagaimana cara orang itu memberi tahu kita
4. Perusahaan adalah kumpulan makhluk hidup, selalu akan bergerak dinamis
5. Belum tentu orang lain tersebut punya jangka waktu investasi dan mentalitas yang sama dengan kita
Dan mungkin banyak lagi alasan mengapa kita tidak bisa mencolek sembarang orang kemudian bertanya ini bagus atau tidak. Kitalah yang harus mengikuti cerita perusahaan. Kita yang harus memutuskan kapan saatnya membeli dan saatnya menjual. Memilih perusahaan sendiri banyak kriterianya. Kita bisa memulai dari metode yang kita ketahui dulu. Jika tidak tahu berarti harus mencari tahu. Bisa dari orang-orang yang sudah terbukti sukses, bukan hanya klaim pribadi. Dan semua yang berhasil adalah yang memahami apa yang mereka lakukan. Dan semua mandiri dalam berinvestasi, tidak menggantungkan nasibnya pada orang lain. Ini yang harus kita sadari dulu.
Memilih perusahaan sudah banyak pembahasannya. Silakan baca di artikel sebelumnya atau di banyak media lain. Dan setelah menemukan perusahaan bagus yang cocok, berarti kita harus menunggu waktu yang tepat. Waktu yang tepat misalnya ketika masa krisis terjadi. Walau tidak ada indikator tepat untuk menyatakan sekarang sedang krisis, tapi biasanya krisis ditandai banyaknya berita buruk, investor cenderung gampang panik dan cemas, aset menyusut lumayan banyak. Banyak hal tidak baik sedang terjadi. Ini adalah tanda bahwa banyak peluang bisa didapatkan dengan harga murah.
Misalnya sekarang harga komoditas batubara sedang jatuh. Berapa lama akan jatuh, tidak ada yang tahu. Katakanlah kejatuhan ini akan berlangsung selama 1 tahun. Jika kita sudah melakukan analisa dan menemukan perusahaan yang cocok, dan dengan metode menabung secara konsisten, berarti kita mempunyai waktu 12 bulan untuk membeli perusahaan bagus di harga murah. Selama kondisi murah terpenuhi, berarti mindset kita adalah membeli. Jangan pernah melawan pasar dengan bertindak sebaliknya. Harga saham turun, kita malah mau jualan.
Satu lagi yang paling penting mengapa kita harus melakukan analisa sendiri. Tanpa informasi kita cenderung akan panik jika situasi tidak sesuai harapan kita. Dan panik adalah musuh terbesar investor. Karena kita akan cenderung melakukan kesalahan dalam bertindak. Dengan informasi saja kadang jika situasi tidak bergerak sesuai harapan, kita sudah bertanya-tanya, apakah ada yang salah dengan analisa saya, apalagi berinvestasi dalam kondisi buta sama sekali.
Orang buta bisa saja memiliki alat bantu atau seseorang yang membantunya sepanjang waktu, tapi buta dalam berinvestasi, siapa yang akan konsisten menemani kita? Realitas saja, jika kita tetap memilih menjadi orang buta di investasi, lebih baik uang kita diserahkan kepada profesional dalam bidang finansial untuk keamanan aset kita. Minimal mereka memahami apa yang dilakukan, walau pioritas mereka jelas bukan kita yang utama, tapi pekerjaan mereka.