


Kapan Pensiun
Jika kita melalui tahapan normal, maka setelah selesai dari mengumpulkan ilmu, kita menggunakan ilmu untuk mencari penghasilan, yang gunanya untuk bertahan hidup. Dan selama proses itu, ada sebagian yang akan berusaha meningkatkan ilmunya yang bertujuan untuk menambah pendapatan supaya hidupnya menjadi lebih nyaman. Dan setelah mencapai puncak karir, kita akan mulai melambat sampai suatu titik, apakah kondisi tubuh kita membuat berhenti atau kondisi luar memaksa kita untuk berhenti mendapat penghasilan. Dan kita akan memasuki tahap pensiun.
Jika berjalan normal, setidaknya kita memiliki sedikit tabungan untuk bertahan hidup di masa pensiun, dan ada rumah dan sumber daya untuk menghitupi kita. Dan di kondisi tertentu, ada sebagian orang yang tidak siap menghadapi ini dan mungkin dalam kondisi 0 atau bahkan terlilit hutang karena selama proses mendapat penghasilan, mereka berpikir bahwa nanti akan baik-baik saja dan tidak menabung.
Meminjam uang sendiri ada 2 tujuan. Sebagai modal untuk meningkatkan kemampuan kita menghasilkan, atau untuk menikmati hidup lebih nyaman dibanding kondisi normal kita. Kedua hal ini walau sama, yaitu meminjam dari masa depan kita, tapi tujuannya akan sangat jauh. Satunya akan menghasilkan fondasi untuk hidup lebih baik, satunya lagi akan membuat kita harus membayar. Ini cukup logis karena tidak mungkin ada makan siang gratis. Kita bayar di depan atau bayar di belakang.
Kondisi mayoritas orang akan berada di situasis seperti di atas. Tapi ada sangat sedikit orang yang berhasil mencapai kehidupan luar biasa, yang mungkin tidak akan pernah dipikirkan mayoritas orang di dunia. Mereka bisa pensiun lebih cepat dibanding mayoritas dan tetap mempertahankan kehidupan yang nyaman. Dan kehidupan yang nyaman dalam waktu yang lebih lama adalah keinginan semua orang. Kehidupan yang berkecukupan dan berlebih ini adalah modal kita untuk mencapai tujuan hidup kita yang lebih baik, apapun itu. Kami tidak akan membahas mengenai tujuan yang ini, karena variasinya terlalu banyak. Yang penting adalah proses mencapainya.
Pensiun lebih cepat dalam kondisi berlebih adalah tujuan pertama kita. Ini menurut pengamatan kami, karena apapun tujuan mengumpulkan harta, membeli rumah, jalan-jalan, atau yang kecil misalnya cuma untuk mengganti handphone, maka setelah tujuan ini tercapai, kita tetap harus mulai mengumpulkan lagi demi persiapan pensiun. Jadi jika kita bisa mulai lebih awal, dan lebih fokus, maka tentunya perjalanan ini akan lebih cepat dicapai. Kekurangan waktu adalah masalah terbesar yang akan kita hadapi dalam proses ini. Apakah kita mau pensiun di usia 55 atau 65. Semakin lama kita menunda, semakin besar sumber daya yang harus kita gunakan untuk mencapai target dana pensiun.
Kalau dari berbagai sumber, target dana pensiun adalah sekitar 25 x pengeluaran kita setahun. Artinya kita harus punya dana untuk bertahan hidup selama 25 tahun tanpa bekerja lagi. Lebih baik lagi jika kita bisa mengumpulkan lebih banyak, dan juga ini dinilai dalam kondisi krisis finansial, artinya kita benar-benar siap menghadapi banyak kemungkinan buruk yang mungkin terjadi. Jika jaman dulu, adalah bahaya jika orang mempersiapkan makanan untuk 7 hari perjalanan, tapi habis dalam 5 hari, atau perjalanannya lebih dari 7 hari. Situasi yang sama untuk finansial kita. 25 tahun nilai harta ini juga bukan ditaruh di bawah bantal, tapi minimal kita bisa menaruh di deposito atau apapun aset produktif yang bisa memberikan bunga rutin kepada kita.
Jadi setelah mau mulai mengumpulkan, kita harus memahami apa yang kita lakukan. Untungnya jaman sudah canggih, kita gampang sekali mendapat informasi di berbagai sumber. Jika kita benar mau, kita bisa saja mendapat jawabannya. Tapi jika tidak mau, semua alasan bisa dipakai untuk tidak bergerak. Tidak punya waktu, tidak pintar, tidak punya uang belajar, dan sebagainya. Pada akhirnya kita sendiri yang harus menolong diri kita. Jika kita lapar, carilah makanan, jangan menunggu orang menghantar makanan ke depan kita.
Ada 2 hal utama yang harus kita pertahankan, yaitu kemampuan mencari uang semaksimal mungkin tanpa melanggar aturan, dan kemampuan berhemat terhadap hal yang tidak diperlukan tanpa menyebabkan masalah bagi diri kita maupun orang lain. Jadi standar kami pribadi adalah apapun yang kami lakukan, tujuannya adalah ada gunanya untuk diri kita dan orang lain, dan jika tidak ada gunanya untuk orang lain, setidaknya kita tidak merugikan orang lain. Misalnya dalam hal mendapat uang, kita tidak mencuri, menipu, atau mengambil yang bukan hak kita. Dan dalam berhemat, kita tidak mengurangi makanan sampai sakit, tidak hidup gratis dan mengambil manfaat dari orang di luar batas, dan segala hal lainnya. Masalah etika dan moralitas ini tentu saja banyak diajarkan di banyak sumber. Tujuan utama adalah supaya kita bisa melakukan semua ini secara konsisten dan berkelanjutan.
Karena itulah misalnya money game, tidak akan pernah masuk kriteria kami dalam mencari uang. Selalu ada korban walau kita bisa mendapat untung. Bohong kalau ada yang bilang mau sukarela rugi demi orang lain untung. Daripada bagi-bagi uang di sana, bukankah lebih baik dibagikan ke orang yang lebih butuh.
Jadi setelah punya uang lebih yang didapat dari semua penghasilan kita dikurangi pengeluaran kita, uang ini harus kita manfaatkan supaya bisa berproduksi menjadi lebih banyak. Banyak cara untuk itu, tapi bagi kami, pasar modal adalah salah satu metode yang cukup menarik. Kita menabung di sekelompok perusahaan terbaik di harga murah. Setiap perusahaan ini dijual di harga murah, itu adalah kesempatan kita. Dan karena tujuan finansial kita adalah jangka panjang, dan kita menabung sedikit demi sedikit, adalah lebih baik jika perusahaan berada di situasi murah untuk waktu yang lama.
Alasan utama mengapa harus perusahaan bagus di harga murah adalah setiap perusahaan bagus tentulah punya peluang untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi, dan di harga murah berarti kita bisa mendapat lebih banyak bagian perusahaan ini di modal yang sama. Misalnya perusahaan terbaik di Indonesia dijual di harga 10.000 per lembar saham. Jika kita punya 10 juta, maka kita akan mendapat 1.000 lembar sahamnya. Tapi jika perusahaannya dijual dengan harga 5.000, maka kita punya modal untuk membeli sebanyak 2.000. Jelas dalam kondisi mengumpulkan, harapan kita adalah mendapat lebih banyak.
Biasanya timbul pertanyaan, bagaimana mengetahui perusahaan itu baik, dan berapa disebut murah. Penjelasannya mungkin terlalu panjang. Bisa dibaca di berbagai artikel sebelum ini, dan kita juga mencari jawabannya dari orang-orang yang sudah berhasil. Kita belajar dari orang yang sudah mencapai tujuan. Bukan lagi orang yang sedang meraba-raba apa yang sedang dilakukannya. Masalah waktu adalah alasannya. Kita akan membuang waktu yang berharga jika akhirnya salah jalan.
Dulu ketika bekerja, ada atasan yang bijak, dia berkata, jika mau tahu nasib kamu di perusahaan ini, lihatlah yang paling senior di sini, maka itu adalah masa depan kamu. Demikian juga di karir menabung saham ini. Kita tinggal melihat yang paling berhasil siapa. Ikuti caranya. Yang baik kita tiru, yang mereka gagal, jangan kita ulangi lagi. Dengan demikian pencapaian kita akan lebih cepat.
Di artikel lain kita bisa membahas mengenai berbagai aset dan untung ruginya, misalnya mengapa kami mengambil jalur saham bukan properti. Selalu ingat, perjalanan 1.000 kilometer selalu dimulai dari langkah pertama. Mulai dulu saja dari hal kecil, nanti kita akan menemukan hal-hal lain yang tujuannya membantu perjalanan kita ini. Dan selalu ingat saja, setiap tindakan kita yang mengeluarkan uang, harus ditanyakan, apakah ini membantu, atau menghambat tujuan finansial saya. Selalu ingat tujuan jangka panjang kita yaitu mencapai titik bisa pensiun dengan nyaman. Dengan demikian, kita bisa menilai, apakah yang sekarang saya lakukan layak atau tidak.
Dan yang terakhir, jadikan artikel ini sebagai awal mencari lebih banyak informasi, karena yang hendak kami sampaikan banyak, tapi bisa saja terlupakan. Misalnya mengenai LPPF, salah satu yang lupa kami tulis adalah keuntungan saat ini yaitu perusahaan sedang melakukan buyback saham. Dan jika perusahaan membeli, kita seharusnya mengambil tindakan yang sama, bukan melawan perusahaan. Alasannya, perusahaan saja menilai tempat terbaik untuk menginvestasikan uangnya adalah di dia sendiri, mengapa kita malah berlawanan.