


Cutloss Atau Tidak Dalam berinvestasi, salah satu yang paling ditakuti investor adalah melihat portofolionya menyusut karena harga saham mengalami penurunan, apalagi ketika harga saham turun di bawah modal pembelian dia. Ini seakan-akan membuktikan bahwa ada kesalahan yang dilakukan. Dan karena ini adalah kesalahan, maka langkah yang dilakukan adalah menjual sahamnya supaya kesalahan ini tidak berkembang, atau setidaknya kerugian akan dihentikan. Bagi kami, menjual rugi adalah tindakan terakhir yang harus dilakukan dalam berinvestasi. Ingat saja, disebut pasar modal karena di sana lah kita mengumpulkan kekayaan, bukan disebut pasar modar, yaitu uang kita akhirnya habis untuk membayar kesalahan yang kita lakukan. Jadi sebisa mungkin aktivitas menjual rugi saham yang kita miliki harus dikurangi.
Masalah paling banyak yang dialami investor dalam menjual rugi saham adalah karena merasa ada sesuatu yang tidak diketahui sehingga ketika kejutan tidak menyenangkan muncul, maka pilihannya adalah lepas dari masalah. Ini logika paling umum karena dalam kehidupan sehari-hari, jika ada masalah maka kita harus melakukan sesuatu supaya masalah ini hilang. Ketemu karyawan bermasalah, solusi adalah pecat. Jika sakit, solusi adalah makan obat. Jadi apa solusi ketika investasi kita mengalami masalah.
Ada 2 masalah pada umumnya, yaitu perubahan harga dan perubahan bisnis perusahaan. Yang pertama adalah kondisi bisnis tidak ada masalah, dan hanya harga saham yang turun. Ini banyak sebabnya, tapi biasanya karena kondisi makro ekonomi atau ketakutan investor akan krisis finansial. Yang kedua adalah sektor atau perusahaannya sendiri mengalami masalah. Untuk yang pertama, kita tinggal mengecek apakah ada kondisi tertentu yang menyebabkan sumber penghasilan perusahaan mengalami gangguan. Jika tidak ada, maka penurunan harga saham adalah kesempatan membeli lebih banyak. Logikanya, jika kita berani membeli saham di harga 500 maka di harga 400 kita seharusnya membeli lebih banyak.
Kemudian masalah kedua. Ada masalah di sektor atau perusahaannya. Jika kita telah melakukan riset di awal sebelum membeli, maka setidaknya kita punya pegangan harus mulai melakukan analisa dari mana. Banyak investor menjual rugi investasinya karena tidak tahu apa yang dibeli. Dan ketika kondisi berubah, satu-satunya informasi untuk mengambil keputusan yaitu harga pasti akan berubah juga. Peter Lynch membahas tentang ini di bukunya One Up on Wall Street, bahwa di setiap saham, ada perusahaan di belakangnya, cari tahulah informasi tentang ini, karena kertas saham bukan kertas lotere. Untuk yang ini, silakan baca bukunya, karena ratusan halaman tidak akan pernah bisa disimpulkan dalam 2 paragraf artikel.
Dan karena pemahaman ini, maka kita tidak asal membeli saham, kemudian ketika harga saham turun, kita berkomitmen tidak jual rugi dan cuma duduk pasrah melihat harga saham turun terus. Sebelum membeli, pastikan kita mencari tahu dulu. Buy what you know and know what you, ungkapan dari Peter Lynch yang paling penting. Berinvestasi akan mirip dengan pernikahan, kita berencana melakukan hubungan jangka panjang. Karena rencana ini, kita tidak asal mengambil sumpah dengan orang lain tanpa menyelidiki terlebih dahulu. Dan seperti pernikahan, kadang investasi juga perlu putus hubungan. Jika kita bercerai karena ada kondisi yang tidak bisa dipertahankan sehingga bisa membuat kondisi menjadi lebih buruk, demikian juga dalam berinvestasi.
Dalam berbisnis, kita menjual ketika tahu potensi kerugian akan besar sehingga tidak bisa recovery, atau kita tidak punya sumber daya untuk membalikkan kondisi ini. Sedangkan di saham, menjual ketika kita tahu kondisi perusahaan tidak bisa kembali seperti semula. Jadi menjual investasi kita bukan ketika harga mengalami penurunan. Dalam buku One Up on Wall Street, dari 12 kesalahan umum di investasi, menilai hasil investasi kita dari perubahan harga adalah masalah paling besar. Silakan baca bukunya untuk informasi lebih jelas.
Ada 2 hal penting supaya tidak menjual rugi yaitu membeli perusahaan bagus di harga murah. Ini bisa dibagi menjadi 4 kriteria berinvestasi ala Buffett. Perusahaan bagus adalah perusahaan yang memiliki prospek cerah, finansial kuat, dikelola orang profesional, dan dihargai murah. Harga murah hanya bisa terjadi ketika ada investor yang menilai buruk kualitas perusahaan, apakah dari sisi prospek, finansial, atau manajemennya, dan ketika makro ekonomi dinilai akan suram. Bagaimana jika kondisi penilaian buruk ini terjadi dalam berbulan-bulan?
Bagi kami, ini adalah kesempatan membeli yang diberikan pasar. Kami tidak tahu latar belakang tiap investor, tapi kami adalah pekerja yang bisanya menyisihkan pendapatan bulanan untuk berinvestasi. Jadi penurunan harga berbulan-bulan bagi kami adalah peluang untuk terus menabung masa depan finansial kami di perusahaan yang sudah kami pilih adalah yang terbaik. Satu hal lagi yang perlu disadari investor, bahwa fluktuasi harga di pasar modal adalah hal wajar. Setiap investor punya jangka waktu investasi yang berbeda, cara pandang yang berbeda, selera yang berbeda, tujuan investasi yang berbeda, kemampuan finansial yang berbeda, yang akan membuat hasil investasi juga berbeda.
Karena itulah setiap hari akan ada yang menjual dan akan ada yang membeli. Harga turun bukanlah bencana bagi kita hanya karena ada 2 pihak lain yang sepakat melakukan transaksi di harga lebih rendah dibanding harga kita. Jika kita duduk manis mengamati semua transaksi di seluruh dunia, di pasar tradisonal, di pasar modern, di tempat wisata, orang bebas melakukan penawaran. Tidak ada larangan harus menjual atau membeli di harga tertentu. Hanya ketika kita tertarik barulah kita mengambil tindakan.
Dan kita harus bersyukur karena dengan adanya pasar bebas, berarti kita punya kesempatan membeli di harga murah dan menjual di harga mahal. Bayangkan kalau berinvestasi saham banyak aturan. Kalau kita membeli terlalu murah atau menjual terlalu mahal akan dipidana. Satu-satunya kesalahan yang akan menghukum kita adalah jika kita membuang waktu kita yang berharga sebagai manusia di pasar modal selama bertahun-tahun tapi tidak sanggup meningkatkan kekayaan kita. Dan satu-satunya kesalahan jangka pendek adalah ketika harga saham turun dan menjadi murah, kita tidak mengambil kesempatan karena terlalu takut tanpa sebab yang rasional.