


Ketika Memulai Berinvestasi
Kita semua jelas ingin kehidupan yang baik, dan kalau bisa hari ini lebih baik dibanding kemarin, dan besok lebih baik dibanding hari ini. Dan salah satu yang bisa membantu kehidupan yang lebih baik adalah dengan memiliki finansial yang baik. Finansial yang baik didapatkan dari usaha, yang kemudian kita kembangkan melalui bisnis dan investasi. Bisnis biasanya dimulai dari sesuatu yang kita sukai atau keahlian yang kita kuasai. Sedangkan investasi adalah uang kita ditaruh di produk yang berpotensi menghasilkan. Keduanya membuat keuangan kita berkembang lebih cepat karena memakai daya ungkit, yaitu kekuatan massal.
Bisnis jelas butuh usaha lebih, karena kita sendiri harus terjun ke dalam. Jika kita memiliki modal, maka kita bisa berinvestasi ke bisnis orang lain, ini adalah salah satu bentuk investasi. Investasi lain misalnya ke properti, logam mulia, obligasi, dan saham. Semua produk investasi butuh informasi, karena kita tidak akan mau membeli kucing dalam karung.
Dengan segala pertimbangan, kami memilih produk saham sebagai alat investasi. Untuk yang tertarik bisa mengecek di https://saham-indonesia.com/index.php/memulai-berinvestasi
Setelah membuka account investasi, pertanyaannya adalah selanjutnya apa. Ada 2 hal besar yang harus kita persiapkan, yaitu pengetahuan tentang investasi dan mental yang tepat dalam berinvestasi. Kalau di gambar, ini adalah panduan dari Peter Lynch untuk orang Amerika yang dibahas di buku One Up on Wall Street. Walau peraturan dan sahamnya berbeda dengan yang di Indonesia, mengenai cara kerja bursa, dan mentalitas yang perlu kita siapkan lebih kurang sama.
Yang paling penting adalah apakah kita yakin ke depan Indonesia akan lebih baik, karena pergerakan saham berbanding lurus dengan pergerakan ekonomi. Kalau diperkecil lingkupnya, pergerakan harga saham akan sejalan dengan perkembangan kinerja perusahaan. Jadi seberapa yakin kita terhadap perusahaan tempat kita berinvestasi. Kemudian kita juga harus menentukan tujuan kita berinvestasi, dan berapa lama kita bersedia di bursa saham. Dari pengalaman kami, semakin panjang jangka waktu investasi, kita akan lebih siap menghadapi perubahan ekonomi yang mungkin terjadi, karena jika ada goncangan ekonomi, setidaknya target investasi kita bukan di depan mata dan mengalami masalah.
Jika kita memutuskan berinvestasi, setidaknya kita wajib mengetahui apa yang kita lakukan, istilah Peter Lynch : buy what you know and know what you buy. Hampir semua investor yang menyerah di tengah jalan biasanya karena tidak paham apa yang dilakukan, sehingga putus harapan. Walau kita tahu teorinya bahwa semua tidak ada yang berlangsung selamanya, tapi jika kita melihat aset kita menyusut sementara karena kondisi ekonomi yang buruk, apakah kita siap mental.
Dan mental adalah ujian sesungguhnya dalam berinvestasi. Walau kita tahu ke depan bakal bagus, tapi jika sekarang kondisi sedang tidak bagus, apakah kita masih memiliki keyakinan yang sama. Dalam investasi hampir tidak bisa kita berhasil jika hanya ikutan orang lain, kita sendiri harus punya pendirian. Dan kita sendirilah yang memutuskan keberhasilan kita. Ini bisa dikatakan sebagai berita buruk, karena jika mau berhasil di saham maka kita harus berusaha keras. Tapi juga adalah berita baik, karena jika keberhasilan di investasi adalah murni karena kerja keras kita, maka kitalah yang menjadi penentu apakah kita akan berhasil atau berhenti di tengah jalan.
Kita memutuskan produk investasi seperti apa, buka rekening investasi kapan, setoran dana seberapa banyak dan berapa rutin, kapan melakukan aksi beli dan jual. Beli perusahaan apa, berdasarkan kriteria seperti apa, apakah kita bisa bertahan ketika harga shaam turun, semua ada di tangan kita sendiri.
Jadi apakah kita akan memulai perjalanan finansial kita sekarang atau nanti saja, keputusan ada di tangan kita.