


Mestakung
Awal tahun ini kami menghadiri seminar value investing di Malaysia. Acara ini berkat informasi teman sejak tahun lalu. Ketika gambar acara tahun lalu ditunjukkan kepada kami, maka kami mencari informasi lebih banyak. Dan setelah melalui proses yang diperlukan, akhirnya kami belajar di sana. Secara umum, semua materi value investing adalah sama. Karena turunannya dari Benjamin Graham, dan dikembangkan lebih lanjut oleh Warren Buffett, dan value investor lainnya. Materi yang disampaikan seputar cara pandang seorang value investor, apa yang dilakukan yang telah berhasil, apa saja cara pandang Warren Buffett, peluang investasi untuk beberapa waktu ke depan, dan corporate action di Amerika.
Yang menarik, setelah balik dari acara, ternyata salah satu pembicara yaitu Dr. Tan Chong Koay juga hadir di Jakarta. Ada beberapa materi yang berbeda dibanding di Malaysia, acara dibawakan lebih santai dan lebih banyak interaksi dengan peserta. Model demikian sangat kami sukai karena kita bisa belajar banyak dari jawaban yang diberikan. Di sini kami mendapatkan pemahaman tentang pengalaman Dr. Tan di bursa selama bertahun-tahun termasuk kondisi naik turunnya bursa dan apa yang dr. Tan alami.
Semua hal ini bisa kami dapatkan karena memang niat yang ada. Biasanya oang akan menyebut sebagai mestakung, alam semesta mendukung. Mau apapun ada saja jawabannya. Bagi kami kalaupun semua ada, tapi tidak ada usaha untuk meraihnya, sama saja, tidak ada hasil yang akan dicapai. Sama seperti di investasi saham, semua melihat harga yang sama, informasi yang mirip, tapi ada yang menjual karena berharap turun, dan ada yang membeli karena berharap naik.
Dari semua investor yang berhasil, baik yang telah kami temui, atau baca tulisannya, atau menonton di youtube, semua sama penerapannya. Yaitu ketika harga saham jatuh, cara pandang mereka adalah membeli, dan ketika harga saham naik tinggi, yang mereka lakukan adalah menjual. Bukan sebaliknya. Burung sejenis terbang bersama. Kami pernah membuat artikel yang mirip yaitu investor sejenis terbang bersama. Artinya jika kita ingin berhasil seperti yang di depan kita, maka yang kita lakukan harus sama arahnya.
Walau tidak mungkin kita bisa meniru 100% apa yang dilakukan Buffett, tapi cara pandangnya bisa ditiru. Pakai metode ATM, amati tiru modifikasi. Dan karena kita tidak meniru 100% apa yang dilakukan Buffett, maka kita juga tidak berharap akan mendapat hasil 100% sama. Dan fokus berinvestasi seperti Buffett, yaitu investasi nilai, akan membuat kita memilih saham yang punya nilai di harga murah. Jelas kondisi yang berlawanan dengan maraknya kasus investasi yang terjadi sekarang ini. Yaitu membeli saham gorengan di harga tinggi.
Pertanyaan yang menarik, jika ternyata alam semesta tidak mendukung, apa yang harus kita lakukan. Apakah kita akan duduk menunggu sampai nasib berubah? Menurut kami tidak bisa seperti ini. Kita harus aktif mencari solusi. Contohnya cerita jaman dulu dari China tentang seorang petani yang mendapat daging karena ada kelinci yang karena kaget kemudian menabrak pohon dan mati. Petani berpikir betapa enaknya jika setiap hari alam menyediakan kebutuhannya. Akhirnya petani menghabiskan waktunya menunggu kelinci berikutnya dan meninggalkan pekerjaan utamanya. Tidak perlu ahli ramal untuk melihat apa nasib petani di masa depan. Demikian juga nasib kita. Tidak perlu susah payah pergi mencari ramalan bintang, bulan, atau apapun. Yang terjadi di kita saat ini adalah hasil dari yang kita lakukan di masa lalu, dan untuk tahu masa depan kita, tinggal lihat apa yang kita lakukan saat ini.
Kadang mengikuti seminar dan mendengarkan yang ahli saja tidak cukup. Contoh seminar dr. Tan. Acara sama, materi sama, pembicara sama, bisa diartikan berbeda oleh 2 orang yang mendengar. Satunya berpikir bahwa jalan sukses berinvestasi itu harus seperti Buffett, menjual dengan margin lebih besar. Satunya lagi setelah mendengar mengambil kesimpulan bahwa untuk sukses jalan yang diambil harus berlawanan dengan Buffett, yaitu lebih sering bertransaksi. Mana yang benar? Dalam kehidupan, tidak ada kebenaran mutlak. Kita cuma melakukan A, dan nantinya akan mendapat hasil A. Apakah kita puas akan hasilnya, jika tidak, maka rubah yang kita lakukan.
Dan kami pribadi, untuk berhasil jelas harus bergaul dengan orang-orang yang bergerak ke arah yang sama. Ketika di bawah, semua saling memberi dukungan, ketika di atas, semua saling memberi selamat. Jangan sampai di bawah saling menyalahkan, di atas saling iri hati, mentalitas yang tidak sehat. Hanya tubuh dan pikiran yang sehat yang akan melangkah jauh mencapai tujuan. Itu tujuan kita sebagai investor, menjadi makmur di usia yang panjang. Sesuai semboyan kami, invest long, prosper, and be happy.
NB : Gambar kami dapatkan di pintu toilet di Malaysia. Intinya dimana ada kemauan, di situ ada jalan. Jika tidak ada jalan, buatlah jalan.