


Apa Yang Sebaiknya Dilakukan
Sejak covid-19 menggila, bursa saham juga ikut menggila. Hari ini turun hanya untuk besok turun lebih dalam. Tapi kadang bursa juga bisa berbalik arah. Beli sekarang nanti turun lagi sepertinya sayang, tapi tidak beli kalau naik, juga akan sayang. Jadi apa yang sebaiknya kita lakukan.
Fokus utama dalam hidup adalah bertahan hidup. Itu yang paling penting, jadi dalam situasi seperti sekarang, bertahan hidup adalah pioritas utama kita. Dalam berdiskusi dengan beberapa teman, jika tidak ada hal yang bisa kita lakukan, sebaiknya memakai prinsip kura-kura saja. Berdiam diri di cangkangnya menunggu semuanya berlalu. Buktinya kura-kura memiliki harapan hidup sampai 100 tahun lebih.
Biasanya dalam situasi normal kita berusaha menjadi lebih baik, lebih cepat dalam usaha mencapai tujuan. Tapi dalam situasi seperti sekarang, jelas kita harus melambat. Walau tidak mau, tapi kita dipaksa kondisi supaya melambat. Dan setiap tindakan selalu ada hasilnya. Dengan banyaknya orang di dunia yang diharuskan melambat, jelas akan ada dampak ekonomi. Misalnya harapan orang adalah ekonomi akan naik 3%, tapi jika hasilnya cuma naik 2%, maka ada selisih 1%. Kalau ekonomi dunia sekitar 85 trilun dollar. Coba hitung berapa hasilnya.
Tapi dengan melambat, maka dampak dari virus akan berkurang, dan dunia bisa beristirahat sejenak. Dan hasilnya juga akan baik untuk kelangsungan dunia ke depan. Selama proses ini, apa yang sebaiknya kita lakukan. Fokus utama adalah bertahan melewati semua yang terjadi. Tapi jika setelah situasi selesai, tentu ada kehidupan yang harus kita jalani lagi. Apakah kita harus menggunakan seluruh waktu dan sumber daya kita hanya fokus ke situasi covid-19 atau kita bisa menyisihkan sedikit waktu dan sumber daya untuk setelah ini.
Jadi apa saja yang bisa kita lakukan saat ini? Ada beberapa hal, misalnya :
1. Jika kita siap secara mental dan finansial, maka kita bisa melanjutkan investasi kita secara konsisten. Apalagi harga saham telah turun sangat banyak. Apakah ke depan bisa lebih turun, tidak ada yang tahu. Karena pasar selalu bereaksi terhadap kejadian yang ada. Jika lebih buruk, maka kondisi pasar saham juga ikut buruk. Dan jika kondisi membaik, maka pasar saham juga akan membaik. Tinggal kita sendiri bertanya, menggunakan semua analisa yang ada, apakah ke depan akan membaik atau sama sekali akan kiamat.
Jika kita kuatir setelah membeli saham akan turun lagi, maka kita bisa menggunakan strategi mencicil, membeli sedikit demi sedikit secara berkala. Contoh misalnya kita membeli saham ASII 1 lot tiap hari. Maka uang yang kita pakai hanyalah 328 ribu, dan selama 20 hari berarti dana yang dipakai hanya sekitar 6.5 juta. Jika kita membeli 2 hari sekali maka dana cuma sekitar 3 jutaan. Kalau dana kita lebih banyak, kita bisa membeli lebih banyak. Intinya punya ketahanan dana sampai situasi menjadi baik.
2. Jika kita tidak siap mental atau secara finansial tidak cukup, maka sebaiknya kita tidak melihat pasar saham. Melihat tanpa bisa melakukan apapun akan membuat kita frustasi dan cenderung melakukan tindakan yang merugikan. Jadi kita bisa melakukan hal lain. Kita bisa belajar supaya ke depan menjadi lebih siap, atau benar-benar lepas dari dunia saham dulu. Melakukan hobi kita, atau kembali melakukan aktivitas yang sebelumnya kita tinggalin karena terlalu sibuk. Di internet banyak dibahas tentang cara untuk melewati hari-hari ketika harus bekerja di rumah.
Belajar sendiri bisa banyak bidang. Kalau di pasar saham, jelas kita berusaha bagaimana bisa bertahan selama mungkin. Kalau kita lihat semua yang berhasil, maka portofolio mereka juga mengalami pasang surut. Contoh Buffett yang telah mengalami penurunan aset kira-kira 20 milyar usd, sekitar 300 trillun rupiah. Bisa saja ada yang mengatakan wajar Buffett tenang saja, karena orang kaya. Tapi jika dana kecil saja kita sudah gemetaran, bagaimana mengelola dana besar. Justru sekarang saat tepat melatih mental kita ketika bursa jatuh secara mendadak. Karena ke depan, dengan alasan yang berbeda, bursa akan mengalami penurunan lagi. Apakah kita siap atau tidak, tergantung bagaimana kebiasaan kita sebelumnya.
3. Di masa sulit seperti ini, kita bisa saja berinovasi mencari tambahan penghasilan. Selama mata pencaharian kita benar, seharusnya itu adalah hal baik. Siapa tau nanti bisa menggantikan penghasilan utama kita. Dan tambahan penghasilan adalah hal baik, kita bisa gunakan untuk situasi darurat, atau malah menambah investasi. Penghasilan ini juga kalau bisa bukan dari tindakan yang merugikan orang lain. Misalnya menjual alat kesehatan semahal mungkin di saat orang membutuhkan. Jika yang butuh tidak dapat, kita sendiri yang nantinya akan rugi. Dokter yang meninggal karena kurang alat pelindung, atau pasien yang meninggal yang mungkin saja menurunkan nilai ekonomi masa depan. Prinsip kami sederhana, kalau bisa lakukan hal yang membantu orang lain, kalau tidak bisa, jangan merugikan orang lain.
Kami selalu percaya apapun yang dilakukan sekarang, nantinya akan mempengaruhi hidup kita di masa depan. Dan apa yang kita alami saat ini, adalah hasil masa lalu kita. Dan satu keputusan yang menurut kami sangat berharga adalah keputusan tidak berhutang. Dengan demikian sekarang kami bisa tenang melewati situasi mendesak ini. Tanpa perlu memikirkan cicilan, kami bisa mengalokasikan kelebihan dana ke banyak hal, apakah harus berdana untuk menanggulangi bencana ini, disimpan sebagai dana darurat, atau digunakan untuk investasi.
Selalu ingat saja, semua hal akan berlalu. Ketika di atas kita harus ada kerendahan hati melihat datangnya perubahan, ketika di bawah kita harus punya kesabaran menunggu datangnya perubahan. Dan coba kurangi mencari informasi covid-19. Buffett bisa berhasil karena tinggal di kota kecil yang sedikit informasi. Terlalu banyak menyerap informasi akan membuat kita gampang panik.