Sektor Batubara

  • Save

Dulu kami pernah masuk ke sektor komoditas, dan hasil yang dicapai adalah babak beluar. Semua kesalahan yang harus dihindari investor justru dilakukan, berinvestasi dengan hutang, membeli hanya karena kata orang, panik selling, jual rugi, tidak sabar menunggu hasil sesuai harapan. Setelah itu, kami menjaga jarak dari sektor komoditas. Sambil mencari berbagai cara untuk memahami.

Mencari metode ini menarik, karena tiap bidang akan ada orang tertentu yang ahli, tapi buruk kinerjanya di bidang lain. Misalnya Buffett yang unggul dalam mencari perusahaan terbaik, tapi biasa saja di sektor siklus. Berarti jika kita mau terjun di bidang ini, kita perlu mencari mentor yang lain.

Banyak orang yang kami temui, banyak buku yang dibaca, bahkan komoditas juga dilewati lagi. Termasuk menghadiri publik expose dari perusahaan komoditas. Kegunaan terbesar dari publik expose adalah bertemu langsung dengan manajemen, sehingga kita bisa sedikit banyak menilai cara pandang manajemen bagaimana. Pembahasan tentang ini ada di buku One Up on Wall Street, bagaimana kita sebagai investor berhubungan dengan manajemen melalui telepon atau bertemu langsung. Dan sekarang ada tambahan melalui email. Apa saja pertanyaan dan petunjuk yang biasanya kita cari. Bertemu manajemen juga termasuk salah satu dari 4 metode menilai perusahaan.

Seperti biasa, 4 metode ini dipakai oleh Buffett. Kita bisa merombaknya sesuai detil cara berinvestasi kita, memakai metode ATM (amati tiru modifikasi). Dan jenis perusahaan adalah sektor batubara yang kami pakai untuk diskusi. Metode ini adalah :

  1. Bagaimana bisnis perusahaan ini
    Secara umum perusahaan didirikan untuk menghasilkan profit. Dan kita sebagai investor bergabung ke perusahaan yang bisa menjanjikan masa depan. Buffett juga memberi penilaian bahwa nilai perusahaan adalah sejumlah uang yang bisa dihasilkan perusahaan sampai kiamatnya. Dan memahami bisnis adalah kuncinya. Bagaimana perusahaan menghasilkan uang. Idealnya kita mencari perusahaan yang gampang dipahami. Memproduksi sesuatu, kemudian dijual. Jika barangnya laku, maka perusahaan mendapat hasil yang baik.
    Dalam hal ini, penjualan = harga produk x volume penjualan. Dan sektor komoditas memilik 1 ciri khusus, yaitu kontrol harga ada di tangan pasar, bukan tangan perusahaan. Dan harga akan selalu bergerak fluktuasi dalam naik dan turun. Bisa dilihat di gambar, harga batubara naik dan turun dalam kurun waktu tertentu.
    Jadi akan ada masa perusahaan menghasilkan uang yang banyak, dan ada masa perusahaan susah payah bertahan hidup. Kemudian apa saja isi perusahaan. Apa saja divisi menghasilkan uang bagi perusahaan. Ada perusahaan yang murni menjual batubara, ada yang mengangkut, ada yang khusus menjual, ada juga yang gabung dengan produk tambang lain, dan ada yang menjual jasa penambangan dan alat berat. Semakin banyak informasi perusahaan yang kita kuasai, kita akan semakin tenang menghadapi naik turunnya bisnis ini.

Jadi fokus adalah di apa saja produk perusahaan, apakah perusahaan punya prospek untuk beberapa tahun ke depan, dan seberapa sederhana isi perusahaan.

  1. Yang kedua adalah dari sisi finansial.
    Bagaimana keuangan perusahaan. Cita-cita perusahaan adalah menghasilkan profit. Dengan modal bagaimana ini dihasilkan. Modalnya sendiri ada 2, yaitu dari hutang dari dari uang investor. Jika dari hutang, ketika masa seperti sekarang datang, apakah perusahaan bisa bertahan. Tidak hanya perusahaan komoditas, untuk mayoritas perusahaan yang kami investasikan, fokus kami adalah perusahaan yang hutangnya rendah. Dulu mungkin masih berusaha mencari yang bisa menghasilkan profit sebesar mungkin, tapi semakin lama di bidang ini, fokus kami adalah bagaimana bisa bertahan hidup. Perusahaan yang bertahan melewati krisis akan mendapat pangsa pasar dari perusahaan yang kolaps. Atau bisa juga membeli aset perusahaan bangkrut dengan harga rendah.
    Kemudian bagaimana posisi uang kas perusahaan. Tanpa uang kas, perusahaan tidak akan bertahan hidup. Membayar gaji karyawan, membayar ke supplier, dan seterusnya, semua memakai uang.

Jadi fokus di bagian ini adalah bagaimana hutang perusahaan yang memakai rasio DER, bagaimana uang kas perusahaan yang idealnya bisa di atas hutang, dan terakhir, barulah kemampuan perusahaan menghasilkan untung, yang bisa menggunakan ROE.

  1. Manajemen perusahaan
    Perusahaan dijalankan manusia, jadi setidaknya kita harus meyakini manusia di dalam adalah yang bergerak 1 perahu dengan kita, bukan orang yang mengincar uang kita. Ini sebabnya kami jarang berinvestasi di perusahaan yang baru IPO. Manajemen perlu pembuktian dulu bisa mengelola uang di perusahaan untuk menghasilkan uang yang lebih banyak. Dalam berbisnis, harus disadari tidak ada orang yang polos, jadi kita juga bukan mencari orang suci. Dan menyangkut banyaknya kasus investasi yang buruk, satu yang bisa kami pelajari, lebih baik mencari manajemen yang sederhana, tidak gaya-gayaan. Karena manajemen yang hobi pamer harta, akan ada kecenderungan agresif dalam menjalankan perusahaan. Dan di jalan bisnis yang tidak mulus, berlari terlalu kencang akan meningkatkan kecelakaan.

Yang menjadi fokus adalah apakah manajemen bersikap profesional, apakah terlalu berlebihan dalam memasang target, dan apakah manajemen bersikap terbuka.

  1. Barulah yang layak untuk perusahaan
    Dalam menilai valuasi perusahaan komoditas, sungguh unik. Misalnya sekarang ini, harga batubara belum naik tinggi, tapi harga saham batubara sudah naik duluan. Ini karena investor selalu mengantisipasi apa yang terjadi di depan, bukan apa yang sudah terjadi. Ini juga jawaban mengapa GDP negatif tapi index justru naik. Tapi balik lagi, jangka pendek pasar adalah mesin voting, artinya tergantung keputusan mayoritas investor, sedangkan jangka panjang pasar adalah mesin timbang, artinya tergantung pada kualitas perusahaan. Karena sampai sekarang belum ada metode yang bisa menebak isi kepala atau hati investor, maka kami lebih suka fokus kepada isi perusahaan.
    Buku One Up on Wall Street membahas tenang saham siklus. Kemudian buku Rising Above Financial Storm juga.

Ada 3 metode valuasi sederhana yang kami pakai, yaitu PER, PBV, dan yield.

Jadi dari 4 hal ini, maka jenis perusahaan komoditas yang kami sukai adalah perusahaan yang punya kinerja stabil karena cara berbisnisnya, punya hutang rendah dan finansial kuat, manajemen yang sudah teruji, dan kondisi beli adalah di harga murah. Perusahaan yang memiliki PER mungkin sekitar 5, PBV di bawah 1, dan yield di atas 10% dan ketika harga komiditasnya masih rendah. Artinya perusahaan ini bahkan di masa sulit juga sanggup menghasilkan laba dan membagi keuntungan ke investor.

Misalnya ketika masa suram bisa menghasilkan eps 1.000, dan dihargai di PER 5, maka valuai adalah 5.000, jika perusahaan ini bagus, di masa jaya laba akan naik, katakanlah naik 100% ke 2.000, PER karena orang optimis akan dihargai di 10, maka valuasi menjadi 20.000, potensial untung 400%. Tugas kita sebagai investor adalah mencari perusahaan seperti ini.

Sambil menganalisa beberapa perusahaan batubara, ada beberapa hal menarik yang akan kita temui. Misalnya ada perusahaan yang sahamnya dijual setara dengan uang kasnya. Ibarat membeli rumah lengkap dengan isinya, dan di dalam rumah ditemukan uang di brankas setara harga rumah. Hanya ketika pasar dalam kondisi tertekan kita akan menjumpai situasi seperti ini. Idealnya kita ada di posisi yang mengambil untung, bukan di posisi panik, terdesak dan mengalami kerugian.

Dan dengan uang yang besar, perusahaan bisa bertahan dan berinvestasi di perusahaan lain yang butuh uang. jadi bisnisnya semakin berkembang.

Kemudian ada perusahaan yang seharusnya memiliki nasabah yang tidak akan cabut, dan karena induknya sedang butuh uang, maka perusahaan ini memberi yang sangat besar. Secara umum perusahaan tambang akan membagi dividen yang besar, kecuali ada masalah di perusahaannya.

Dan dari melihat isi perusahaan, kami jadi mengetahui kemungkinan rencana pembangunan di Indonesia. Dengan demikian, siapa tahu ada perusahaan lain yang menarik. Tidak ada bisnis yang berdiri sendiri, semua akan saling terkait.

Ini adalah metode analisa sederhana, yang mana seharusnya bisa dilakukan oleh orang awam. Kami harus mengakui bahwa kami bukan investor profesional, jadi tidak akan memahami angka dan hitungan yang rumit. Menyadari batasan diri dan tidak melewati batas ini supaya tidak celaka adalah ajaran utama Buffett dan Munger.

error: Content is protected !!
Copy link